JAKARTA | patrolipost.com – Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) mengunggah foto jamuan makan bersama keluarga Lippo Group di kediamannya di Solo. Terlihat di foto Jokowi tidak didampingi istrinya Iriana, hanya tamunya 6 pria dan seorang wanita. Seluruh pria yang duduk di meja makan mengenakan baju batik.
Jokowi tampak mengenakan kemeja putih. Di meja makan tidak ada hidangan, kecuali botol air mineral dan cangkir kopi.
“Saya menerima kehadiran Bapak Mochtar Riady, Bapak James Riady, Bapak John Riady beserta keluarga di kediaman. Khususnya Bapak Mochtar Riady yang di usia ke 95 tahun masih sehat dan berupaya untuk mampir ke Solo,” tulis Jokowi dalam akun resminya, Jumat 13 Desember 2024.
Kontan unggahan ini mendapat tanggapan beragam dari masyarakat. Umumnya masyarakat berpendapat pertemuan keluarga konglomerat Lippo Group di rumah Joko Widodo di Solo ini bukanlah silaturahmi biasa.
Pandangan tersebut diwakili Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto dan Pengamat politik, Hendri Satrio atau Hensat.
“Fakta bahwa Jokowi dilingkari oligarki dan pertemuan di rumah Jokowi dengan Lippo Group bukan silaturahmi biasa tentunya ada ‘udang di balik batu’. Apalagi wapresnya anak kandung Jokowi,” kata Hari Purwanto, dikutip dari RMOL, Minggu 14 Desember 2024.
Bila benar ada pembahasan bisnis yang dimaksud pasti akan berimbas bagi kedua belah pihak.
“Pertemuan Lippo dengan Jokowi bukan sekadar makan pisang dan ngopi-ngopi, pastinya ada maksud, tujuan dan target. Tidak ada makan siang gratis bagi para pengusaha tersebut, harus ada kompensasi dari pedagang-pedagang tersebut,” jelasnya.
Di sisi lain, tidak menutup kemungkinan adanya pembahasan soal Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
“Bisa juga ada agenda IKN, apalagi agenda Meikarta gagal total. Atau ada agenda-agenda lain yang bisa dijadikan ladang bisnis selagi anak Jokowi menjadi Wapres,” pungkas dia.
Motif Politik dan Bisnis
Sedangkan pengamat politik, Hendri Satrio atau Hensat, berpandangan bahwa kunjungan pemimpin Lippo Group ke kediaman mantan Presiden Jokowi di Solo, sarat unsur politik dan bisnis. Setidaknya ada tiga hal bisa ditafsirkan terkait pertemuan tersebut.
Pertama, Hensat menduga bahwa kunjungan tersebut bertujuan untuk menyampaikan situasi terkini mengenai kondisi Lippo Group kepada Jokowi.
Kedua, ada kemungkinan bahwa pihak Lippo Group meminta bantuan Jokowi untuk menyampaikan informasi serupa kepada Prabowo Subianto, sebagai Presiden RI saat ini.
“Lippo minta bantuan Jokowi untuk menceritakan keadaan kepada Prabowo,” duga Hensat.
Lanjut Founder Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini, pertemuan tersebut bisa saja sebagai tindak lanjut komunikasi yang sudah dibuat sejak Jokowi menjabat sebagai Presiden.
“Karena komitmen dibuat saat Jokowi menjadi Presiden,” pungkasnya. (807)