DENPASAR | patrolipost.com – Aksi trek-trekan di Jalan Gatot Subroto Barat, Denpasar, Kamis (19/3/2020) yang dibubarkan polisi dan menjaring 33 remaja menimbulkan keresahan di tengah mewabahnya Covid-19. Kejadian itu sangat disesalkan Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Kadisdikpora) Provinsi Bali KN Boy Jayawibawa.
Boy Jayawibawa mengatakan, pendidikan tidak hanya diterima secara formal anak didik dari sekolah, melainkan terdapat pendidikan nonformal yang melibatkan lingkungan masyarakat dan orangtua, sehingga peran kedua orangtua sangat penting.
“Kalau yang formal, dunia pendidikan di sekolah ini juga terbatas dari pukul 7.30 sampai pukul 4 sore. Kemudian selepas siswa pulang dari sekolah, mereka sudah memasuki dunia nonformal. Katakanlah lingkungan masyarakat, kemudian lebih kecil lagi informal yakni orangtuanya,” papar Kadis Boy, saat dikonfirmasi, Jumat (20/3/2020).
Ia mengimbau kepada orangtua untuk mengawasi anak-anak di rumah terutama yang kerap mengikuti aksi balapan liar, agar bersama-sama membina dan mengarahkan anak-anak, apalagi di tengah mewabahnya virus Covid-19.
“Kami menyesalkan dan sangat prihatin dengan suasana seperti ini. Marilah kita, baik dari orangtua dan masyarakat bersama-sama ikut mengawasi anak-anak kita. Terlebih sekarang agak sulit karena anak-anak dirumahkan dan tidak belajar ke sekolah sehingga susah mengontrolnya,” ungkapnya.
Kejadian tersebut sangat disayangkan terlebih di saat keresahan masyarakat menghadapi penyebaran Covid-19. Boy Jayawibwa menuturkan kepada siswa agar memanfaatkan waktu belajar di rumah dengan sebaik-baijnya bukan justru digunakan untuk hal-hal yang tidak bertanggung jawab.
“Manfaatkan situasi sekarang ini untuk belajar di rumah dan jangan keluar rumah. Kita semua sedang prihatin, pemerintah dan masyarakat sedang berusaha untuk menghindari penyebaran virus. Jadi jangan justru melakukan hal seperti itu (trek-trekan),” tuturnya.
Boy Jayawibawa juga mengunggkapkan bahwa pemahaman anak-anak mengenai bagaimana situasi dan kondisi terkait mewabahnya Covid-19 perlu ditekankan agar siswa mampu menproteksi dirinya sendiri. Kendati telah mewanti para guru untuk senantiasa mengawasi para muridnya, Ia mengingatkan kembali kepada para guru untuk meningkatkan kinerja terutama pengawasan.
“(Pengawasan) ini untuk ke depannya akan lebih ditingkatkan lagi, tapi memang selama ini sudah. Kami juga memahami bahwa seperti yang telah dijelaskan tadi, jangkauannya kan dari pukul 7.30 sampai pukul 4 sore, setelah itu kan sudah ke lingkungan masyarakat dan orangtua,” tukasnya.
Selain untuk tidak mengulangi aksi trek-trekan, Boy Jayawibawa mengimbau kepada anak-anak agar sebisa mungkin diam di rumah tidak mengunjungi tempat keramaian seperti mall, pertokoan atau tempat wisata lain guna membatasi diri agar terhindar dari Covid-19.
Sebagaimana ramai diberitakan media massa, puluhan remaja diamankan saat menggelar aksi balap liar di Jalan Gatot Subroto Barat, Denpasar, Kamis (19/3) dinihari. Ada 33 orang yang terlibat trek-trekan. Mereka ini ada masih SMP, SMA, mahasiswa dan pekerja swasta.
“Ini adalah bibit-bibit kenakalan remaja yang bisa mengarah ke premanisme,” ujar Kapolresta Denpasar AKBP Jansen Avitus Panjaitan didampingi Kasat Reskrim Kompol Dewa Putu Anom Danujaya. (cr01)