BANGLI | patrolipost.com – Angka Kasus kematian Covid-19 di Bangli mengalami trend peningkatan. Bahkan empat kasus kematian dalam hitungan kurang dari dua pekan terjadi di Banjar Tanggahan Tengah, Desa Demulih, Kecamatan Susut.
Lebih tragis lagi korban meninggal menimpa dua bersaudara (kakak beradik). Menyikapi kasus yang terjadi, pihak Desa Adat Tanggahan Tengah juga menempuh upaya penanganan secara niskala.
Kepala Dusun Tanggahan Tengah, Ketut Aryawan mengatakan memang belakangan ini ada peningkatan kasus Covid-19 di wilayahnya. Terdata 17 kasus positif Covid-19. Dari jumlah kasus positif tersebut ada 4 orang warga yang meninggal dunia. Bahkan dua diantara merupakan kakak beradik.
Pasca terkonfirmasi positif Covid-19, kakak beradik tersebut sempat dirawat di RSU Bangli selama beberapa hari. Namun takdir berkata lain, sang kakak meninggal dunia sepekan lalu, kemudian disusul adiknya pada Selasa (25/5/2021) kemarin.
“Sudah dilakukan tracking di lingkungan keluarga ada 3 orang lainnya yang juga positif Covid-19. Dan mereka menjalani karantina mandiri,” ujarnya, Kamis (27/5/2021).
Disamping itu ada juga pasangan suami istri yang positif Covid-19 dan masih menjalani perawatan di RSU Bangli.
Disinggung terkait upaya menekan penyebaran Covid-19, Ketut Aryawan mengatakan pihak dinas bersama desa adat berkolaborasi untuk melakukan penanganan mulai dari edukasi masyarakat hingga penyemprotan disinfektan di setiap rumah secara rutin.
“Untuk kegiatan penyemprotan sudah rutin kami lakukan, begitupula penerapan Protokol Kesehatan,” jelasnya.
Saat ini juga telah dilakukan upaya pencegahan melalui vaksinasi Covid-19. Dari jumlah warga Banjar Tanggahan Tengah sebanyak 889 jiwa, namun yang memenuhi kreteria menerima vaksin sebanyak 476 orang. Namun demikian yang tervaksin sebanyak 400 orang, ada yang tertunda 69 orang.
“Ada beberapa warga kami yang tidak dapat menerima vaksin karena memiliki riwayat sakit,” ungkapnya.
Di sisi lain Petajuh Desa Adat Tanggahan Tengah, Nyoman Wijaya didampingi Penyarikan Desa Adat, Wayan Sukrawan mengungkapkan untuk menekan penyebaran kasus Covid-19, selain dilakukan lewat skala, juga ditempuh lewat jalur niskala. Upaya niskala dilakukan dengan melaksanakan upacara peneduh jagat serta guru piduka di Pura Dalem dan Pura Prajapati.
“Pasca ada warga meninggal, kami melaksanakan upacara guru piduka dan peneduh jagat. Upacara untuk nunas ica Ida Bhatara Dalem,” sebutnya.
Pasca warga meninggal dunia akibat Covid-19, berpengaruh terhadap aktifitas warga. Menurut Ketut Aryawan, jika malam hari suasana kampung tampak sepi. Warga lebih memilih melakukan aktifitas di dalam rumah.
“Jika tidak ada kepentingan mendesak, warga tidak keluar rumah, suasana kampung sangat sepi,” jelasnya. (750)