EKUADOR | patrolipost.com – Ekuador mulai kewalahan dalam menangani wabah virus Korona jenis baru atau Covid-19. Itu karena sistem kesehatan di sana kurang begitu baik. Salah satunya di Kota Guayaquil. Rumah sakit di sana mulai kebingungan dalam menempatkan jenazah pasien Covid-19 sebelum dimakamkan. Maklum saja, kamar jenazah atau kamar mayat sudah mulai penuh.
Sebagai antisipasinya, pemerintah Ekuador mulai menyimpan jasad korban Covid-19 di kontainer dingin atau lemari pendingin berukuran raksasa. Berdasar data, Ekuador melaporkan 3.465 kasus positif virus Korona. Jumlah korban meninggal yang dipublikasikan 172 orang. Namun, jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 diyakini lebih tinggi dibanding data yang dirilis.
Bahkan, Presiden Lenin Moreno, juga tak percaya pada data yang dirilis. Dia mengatakan jumlah pasien meninggal kemungkinan lebih tinggi karena pemerintah membawa sedikitnya 100 jasad per hari. Banyak dari jasad itu diangkut dari rumah-rumah warga karena aturan karantina melarang warga mengubur sendiri jenazah kerabat mereka.
Otoritas di Ekuador menyediakan tiga kontainer berpendingin sepanjang 12 meter (40 kaki) di rumah sakit milik pemerintah untuk menyimpan jenazah sembari menunggu penguburan. Hal ini dikatakan oleh Wali Kota Guayaquil, Cynthia Viteri.
Sejauh ini, sekitar 150 korban Covid-19 di Ekuador telah dikubur di suatu kompleks pemakaman milik pribadi. Di rumah sakit Teodoro Maldonado Carbo, Guayaquil, sejumlah tenaga medis mengenakan alat pelindung diri mengeluarkan jasad yang terbungkus plastik dari ruang penyimpanan. Mereka menggunakan papan kayu untuk memindahkan jenazah itu ke kontainer pendingin.
“(Korban) pandemi ini melampaui kapasitas layanan rumah sakit,” kata pihak rumah sakit dalam pernyataan tertulis, Jumat (3/4) lalu.
Sementara itu, pemerintah Ekuador mengatakan akan meluncurkan layanan digital yang memungkinkan warga mencari lokasi penguburan kerabatnya.
Moreno juga menambahkan bahwa pemerintah memprediksi total korban tewas akibat Covid-19 di provinsi sekitar Guayaqui dapat mencapai 3.500 jiwa. Dia menyebut kamp khusus sedang dibangun untuk menguburkan jasad korban Covid-19. (305/jpc)