JAKARTA | patrolipost.com – Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto merasa prihatin akan fenomena tawuran yang kerap terjadi di wilayah DKI Jakarta. Dia menyebut para pelaku tawuran seakan jihad dan sudah siap mati untuk tawuran.
“Karena ketika keluar dari rumah (seakan) berjihad siap mati. Dan ini bukan sebuah isapan jempol. Banyak sekali adik-adik kita yang mati sia-sia jadi korban tawuran,” kata Karyoto di Polda Metro Jaya, Jumat (29/12/2023).
Namun, berdasarkan data yang ada, jumlah tawuran di DKI Jakarta menurun dalam dua bulan terakhir. Karyoto berharap menurunnya angka tersebut sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terkait bahaya tawuran.
“Saya bersyukur tawuran dalam 2 bulan terakhir ini sudah mulai menurun. Saya tidak tahu apakah mereka sekarang sedang sibuk kampanye atau sedang apa, saya nggak tahu ya. Mudah-mudahan dia sadar bahwa tawuran anak DKI ini sangat mengkhawatirkan,” ujarnya.
Karyoto menambahkan, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk menekan angka tawuran yang terjadi, termasuk melakukan Operasi Cipta Kondisi di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
“Patroli Cipta Kondisi yang dilakukan bersama tiga pilar ini merupakan upaya untuk menjaga kolaborasi dan komunikasi dalam menciptakan kamtibmas yang aman dan damai di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Terutama dalam menangani kenakalan remaja seperti tawuran dan kejahatan jalanan lainnya,” tuturnya.
Polda Metro Jaya mencatat adanya kenaikan angka kejahatan di wilayah Jadetabek selama 2023. Angka kejahatan naik 32 persen dibanding pada 2022 yang mencapai 39.589 perkara.
“Crime total secara keseluruhan kejahatan yang dilaporkan di tahun 2023 mencapai 52.432 perkara mengalami kenaikan 32 persen dibanding tahun 2022,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto dalam rilis akhir tahun di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (28/12/2023).
Meski demikian, crime clearance (penyelesaian kasus) pada 2023 juga mengalami peningkatan, yakni sebanyak 37.453 perkara atau 6 persen dibanding pada 2022, di mana angka crime clearance mencapai 35.273 perkara.
Secara terperinci, Kapolda memaparkan kasus-kasus yang ditangani masing-masing direktorat, yakni Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum), Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus), dan Direktorat Reserse Narkoba (Ditnarkoba).
“Ditreskrimum tahun 2023 sebanyak 32.884, perkara didominasi perkara penipuan dan penggelapan, ini sebuah perkara yang tidak bisa dicegah, hanya sifatnya informatif. Yang sedang marak adalah penipuan melalui online. Ini imbauan sudah ada di mana-mana, namun biasanya melibatkan masyarakat yang belum paham tentang online sehingga dia mudah tertipu,” paparnya.
Kemudian Ditreskrimsus menerima sebanyak 1.900 laporan perkara atau meningkat 12 persen dengan jumlah crime clearance sebanyak 1.113 perkara meningkat 5.3 persen dibanding pada 2022.
Kemudian jumlah kejahatan narkoba yang ditangani Ditresnarkoba Polda Metro Jaya pada 2023 sebanyak 5.282 perkara atau meningkat 47 persen dibanding pada 2022 yang mencapai 3.600 perkara. (305/dtc)