NUSA DUA | patrolipsost.com – Kawasan Nusa Dua menjadi model terpadu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk tujuan wisata di Bali. Nusa Dua juga mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi di tingkat nasional maupun global. Pencapaian itu diraih atas perencanaan serta pengembangan kawasan hijau.
Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika yang juga Chair Digital Economy Working Group (DEWG) Mira Tayyiba mengatakan, Nusa Dua dipilih untuk pelaksanaan Presidensi dan puncak KTT G20 pada November 2022.
“Lokasi ini merupakan area yang dikenal sebagai destinasi wisata dengan pemandangan indah, pantai pasir putih, serta penginapan terbaik di Pulau Dewata,” kata Mira, Minggu, 28 Agustus 2022.
Di tahun 1960 an, wilayah di ujung Selatan Pulau Bali itu merupakan perbukitan kapur dengan dua Semenanjung atau peninsula yang dipisahkan oleh laut. Pada perkembangannya, semenanjung Nusa Dua disatukan dengan akses yang terhubung melalui jalur darat.
“Saat itu, kawasan ini bukan tempat yang populer untuk ditinggali, karena tanahnya saja hanya bisa ditumbuhi pohon kelapa, air murni terbatas, ketersediaan listrik masih sangat sulit dan jarang, serta jalan raya seperti yang kita jumpai sekarang belum ada,” jelasnya.
Di tahun 1970, Pemerintah Indonesia bersama masyarakat Bali dan pihak-pihak dari berbagai sektor mulai merencanakan model terpadu dan terbentuklah Bali Tourism Development Center (BTDC) yang sekarang menjadi Indonesia Tourism Development Center (ITDC).
“Anda mungkin telah menyaksikan pantai pasir putih, pemandangan laut yang indah, dan taman yang rimbun di tengah resor mewah, yang secara jelas menggambarkan Nusa Dua sebagai salah satu lokasi yang paling mewah di Pulau Bali,” ujarnya.
Mira Tayyiba memaparkan hal itu saat menyambut delegasi Digital Economy Working Group (DEWG) ke-4 di Hotel Mulia Resort, Desa Sawangan, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. (pp03)