Kebakaran Lahan di Korsel, 24 Orang Tewas dan 27.000 Mengungsi

karhutla
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Uiseong, Korsel. (ist)

UISEONG | patrolipost.com – Korea Selatan sedang berjuang melawan beberapa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terburuk dalam beberapa dekade. Kebakaran yang meluas dengan cepat menewaskan 24 orang, termasuk pilot helikopter pemadam kebakaran tewas ketika pesawatnya jatuh pada hari Rabu (26/3/2025).

Menurut beberapa sumber di pemerintahan Korsel, kebakaran hutan yang mematikan telah menyebar dengan cepat dan memaksa lebih dari 27.000 orang meninggalkan rumah mereka.

Bacaan Lainnya

Kebakaran yang dipicu oleh angin kencang dan cuaca kering, telah menghancurkan seluruh lingkungan, menutup sekolah, dan memaksa pihak berwenang untuk memindahkan ratusan narapidana dari penjara.

“Kami mengerahkan semua personel dan peralatan yang tersedia untuk menanggapi kebakaran hutan terburuk yang pernah ada, tetapi situasinya tidak baik,” kata Penjabat Presiden Han Duck-soo kepada Reuters, seraya menambahkan bahwa militer AS di Korea juga membantu.

Dinas Kehutanan Korea mengatakan 24 orang telah dipastikan tewas dalam kebakaran tersebut. Tidak disebutkan secara rinci, tetapi sebelumnya Kementerian Keamanan mengatakan 14 orang tewas di daerah Uiseong, dan empat kematian lainnya terkait dengan kebakaran di daerah Sancheong.

Sementara itu, seorang pejabat polisi setempat, Son Chang-ho mengungkapkan, banyak korban tewas adalah orang tua berusia 60-an dan 70-an.

Dinas Kehutanan juga mengatakan salah satu helikopter pemadam kebakarannya jatuh saat mencoba memadamkan api dan pilotnya tewas. Korea Selatan bergantung pada helikopter untuk mengatasi kebakaran hutan karena medan yang sulit dan insiden tersebut menyebabkan armada helikopter sempat berhenti beroperasi.

Peta Korea Selatan menunjukkan kebakaran yang terdeteksi satelit di negara tersebut dari 24 Maret hingga 26 Maret 2025.

“Kebakaran Uiseong, yang hanya 68% terkendali dan diperparah oleh angin kencang, menunjukkan skala dan kecepatan yang “tak terbayangkan”, kata Lee Byung-doo, seorang ahli bencana hutan di Institut Ilmu Kehutanan Nasional.

Perubahan iklim diproyeksikan akan membuat kebakaran hutan lebih sering terjadi secara global, kata Lee, mengutip waktu yang tidak biasa dari kebakaran hutan yang melanda sebagian Los Angeles pada bulan Januari dan kebakaran hutan baru-baru ini di timur laut Jepang.

Pada hari Rabu, seorang saksi mata mengatakan helikopter Dinas Kehutanan mulai mengeluarkan suara aneh sebelum jatuh ke tanah.

“Helikopter itu benar-benar meledak dan saya bahkan tidak tahu bagian mana yang merupakan baling-baling,” kata Kim Jin-han, 63 tahun.

Rekaman video dari lokasi kejadian menunjukkan apa yang tampak seperti puing-puing berasap yang tersebar di lereng bukit. Menurut pihak berwenang, penyebab kecelakaan sedang diselidiki.

Badan cuaca telah meramalkan hujan di seluruh Korea Selatan pada hari Kamis, meskipun hanya antara 5 hingga 10 mm yang diperkirakan terjadi di daerah yang dilanda kebakaran.

Kementerian penanggulangan Bencana Korsel mengungkapkan, lebih dari 10.000 petugas pemadam kebakaran dikerahkan di empat daerah terpisah pada hari Rabu, termasuk ratusan petugas polisi dan unit militer, sementara 87 helikopter dikerahkan.

Kim Jong-gun, juru bicara Dinas Kehutanan, mengatakan pihaknya berencana untuk mengamankan lebih banyak helikopter pemadam kebakaran hutan, menanggapi kritik tentang kurangnya peralatan dan helikopter.

Kebakaran terjadi pada hari Sabtu dan mengancam beberapa situs Warisan Dunia UNESCO, Desa Hahoe dan Akademi Konfusianisme Byeongsan di kota Andong pada hari Rabu. Api juga telah membakar Kuil Goun, yang dibangun pada tahun 681.

Pemerintah telah menetapkan daerah yang terkena dampak sebagai zona bencana khusus, dan mengatakan kebakaran telah merusak lebih dari 15.000 hektar lahan. (pp04)

Pos terkait