Kelaparan Ekstrem Landa Gaza, WHO: Krisis Kemanusiaan Makin Memburuk

lapar 1111111
Anak-anak Palestina menangis kelaparan saat menunggu makanan dari dapur amal, di tengah krisis air bersih dan makanan di Kota Gaza. (ist)

JAKARTA | patrolipost.com – Sebuah peringatan keras dikeluarkan oleh Integrated Food Security Phase Classification (IPC) yang di dalamnya terdapat WHO, Rabu (30/7/2025) menyatakan bahwa kelaparan dalam skala ekstrem kini sedang terjadi di Jalur Gaza.

Dalam laporan terbarunya, IPC menegaskan bahwa situasi kemanusiaan di wilayah tersebut telah memasuki skenario terburuk, di mana angka kelaparan, malnutrisi, dan penyakit meningkat tajam akibat konflik berkepanjangan.

Laporan IPC yang didukung oleh badan-badan internasional termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini mencatat bahwa ambang batas kelaparan telah terlampaui di sebagian besar wilayah Gaza, terutama di Kota Gaza.

Konsumsi makanan yang sangat terbatas, dikombinasikan dengan lonjakan kasus malnutrisi akut, menjadi bukti nyata dari krisis pangan yang sedang berlangsung.

“Kami melihat tanda-tanda nyata bahwa kelaparan bukan lagi ancaman, tetapi telah menjadi kenyataan di Gaza,” tulis IPC dalam laporannya.

IPC menyoroti bahwa akses kemanusiaan yang sangat terbatas, disertai dengan pengungsian massal dan hancurnya layanan penting seperti fasilitas kesehatan dan air bersih, telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk bencana kemanusiaan.

Dalam situasi seperti ini, warga sipil, terutama anak-anak dan lansia, menjadi kelompok yang paling rentan.

Kondisi tersebut diperburuk dengan terhambatnya distribusi bantuan pangan dan tidak adanya aliran barang komersial yang stabil. Banyak keluarga yang kini hanya bertahan hidup dengan satu kali makan dalam sehari, sering kali tanpa nilai gizi yang memadai.

Seruan untuk Aksi Global
IPC mengeluarkan lima rekomendasi utama sebagai respons darurat terhadap krisis di Gaza:

1. Mengakhiri permusuhan yang menghambat bantuan kemanusiaan dan memperburuk penderitaan warga sipil.

2. Menjamin akses kemanusiaan tanpa hambatan untuk mengirimkan bantuan pangan, air, dan obat-obatan.

3. Melindungi warga sipil, pekerja bantuan, dan infrastruktur sipil yang kini menjadi sasaran dalam konflik.

4. Memulihkan bantuan multisektoral yang menyelamatkan nyawa secara aman dan bermartabat.

5. Mengembalikan arus barang komersial dan mendukung kapasitas produksi lokal, untuk menjamin keberlanjutan pangan.

Sebagai informasi, Integrated Food Security Phase Classification atau IPC adalah sistem klasifikasi ilmiah yang digunakan secara global untuk menilai tingkat keparahan krisis pangan dan gizi.

IPC melibatkan kerja sama antara pemerintah, badan-badan PBB, LSM, dan masyarakat sipil untuk menyediakan data dan analisis berbasis bukti guna mendukung respons darurat maupun kebijakan jangka panjang.

Dengan situasi yang semakin genting, laporan IPC ini menjadi alarm keras bagi komunitas internasional bahwa waktu untuk bertindak adalah sekarang. Jika tidak, dunia berisiko menyaksikan bencana kelaparan massal di Gaza yang akan dikenang sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terbesar abad ini. (305/jpc)

Pos terkait