Kerugian Kebakaran Los Angeles Jauh Lebih Besar dari Bantuan Amerika untuk Israel Hancurkan Gaza

bakar 33xxxxxxxxxxx
Kerugian yang timbul sebagai dampak kebakaran Los Angeles jauh lebih besar daripada bantuan militar AS untuk Israel. (ist)

LOS ANGELES | patrolipost.com – Peristiwa kebakaran di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), disebut sebagai salah satu bencana termahal dalam sejarah AS, dengan perkiraan kerugian melampaui USD135 miliar atau lebih dari Rp2.185 triliun. Bahkan, menurut perkiraan awal AccuWeather, total kerugian tersebut telah melampui USD150 miliar.

Angka ini jauh lebih besar dari bantuan AS kepada Israel selama perang yang mengancurkan Gaza, Palestina, yakni USD17,95 miliar atau setara lebih dari Rp290 triliun.

“Api yang bergerak cepat dan didorong angin ini telah menciptakan salah satu bencana kebakaran hutan paling mahal dalam sejarah AS modern,” kata Kepala Meteorologi AccuWeather, Jonathan Porter, dikutip Senin (13/1/2025).

Lebih dari 5.300 bangunan hancur oleh kebakaran Pacific Palisades—wilayah yang terdampak paling parah—dan lebih dari 5.000 bangunan hancur oleh kebakaran Eaton.

Akibat kejadian ini, industri asuransi AS pun bersiap menghadapi pukulan yang signifikan. Analis Morningstar dan JP Morgan memperkirakan kerugian yang diasuransikan dari kebakaran tersebut lebih dari USD8 miliar.

Sementara di sisi lain, AS dilaporkan telah menghamburkan USD17,9 miliar dalam bentuk bantuan militer ke Israel sejak perang brutal meletus di Gaza dimulai 7 Oktober 2023 dan merenggut 46.000 korban jiwa itu.

Besaran angka itu tercantum dalam laporan untuk proyek Biaya Perang Universitas Brown, yang dirilis tepat setahun perang Gaza.

Mengutip The Associated Press, para peneliti menyebut, AS juga telah menambah USD4,86 miliar untuk meningkatkan operasi militer AS di wilayah Timur Tengah dan sekitarnya sejak 7 Oktober 2023.

Angka itu termasuk biaya kampanye untuk meredakan serangan terhadap kapal-kapal pengiriman komersial oleh Houthi Yaman yang dipimpin Angkatan Laut AS.

Laporan bantuan AS untuk Israel tersebut diselesaikan sebelum Israel membuka front kedua, atau ketika negara zionis itu melawan militan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon, pada akhir September 2024. (305/sfc)

Pos terkait