Ketua FKUB Bali Gaungkan Kerukunan, Perdamaian, dan Gema Shanti

SEMARAPURA | patrolipost.com  –  Ketua FKUB Bali Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet yang juga menjabat Bendesa Agung Majelis Adat Bali dan Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesia, memberikan orasi kebangsaan dan kerukunan, dalam acara Gema Kerukunan, Gema Perdamaian, dan Gema Shanti yang diselenggarakan FKUB Klungkung didukung Bupati dan Forkompinda Klungkung, Sabtu (21/9) sore di depan Monumen Puputan Klungkung.

Di hadapan sejumlah perwakilan dari FKUB, Forpela, Forgimala se-Bali, juga semua komponen masyarakat Kabupaten Klungkung, Ida Pangelingsir Agung menegaskan, kerukunan, persatuan, kedamaian, dan keamanan adalah pondasi dan prasyarat pembangunan. Tanpa terciptanya kerukunan, persatuan, kedamaian, dan keamanan, maka tidak mungkin bagi para bupati, walikota, gubernur, presiden, dan semuanya dapat membangun bangsa dan negara ini dengan baik.

Oleh karena itu katanya, kerukunan haruslah menjadi salah satu prioritas untuk selalu dibangun. Para tokoh agama dan semua umat beragama, termasuk semua penganut aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa haruslah selalu menjadi yang terdepan dan mampu memberi contoh yang baik bagi umat beragama, sekaligus menjadi warganegara yang baik.

“Kalau Indonesia sampai tidak rukun lagi, kemudian tidak damai, tidak aman, dan kacau balau, maka yang dianggap gagal bukan saja pemerintah, DPR, para elit politik, tetapi jug para tokoh dan pemimpin agama. Hal ini tentunya tidak boleh terjadi sampai kapanpun,” harapnya.

Ditegaskan pula bahwa Indonesia itu adalah satu kesatuan yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote, yang terdiri lebih dari 17.000 pulau, ada 714 suku bangsa, ada 6 agama besar dan berbagai aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, sangat kaya dengan perbedaan budaya, adat istiadat, dan bahasa daerah, yang berdasarkan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945, serta hidup dalam kebersamaan didalam rumah besar NKRI.

Maka, setiap orang yang mengaku sebagai warganegara Indonesia, yang mencintai Indonesia  haruslah bahagia menerima Indonesia yang seperti itu, dan mencintai Indonesia dengan keberagamannya.

“Kita semua harus cinta damai dan menjujung tinggi serta mengedepankan sikap toleransi adanya keragaman agama di seluruh wilayah NKRI,” katanya. (jok)

Pos terkait