Ketua GOW: Faktor Ekonomi dan Budaya Patriarki Jadi Pemicu Kekerasan terhadap Perempuan

kampanye anti kekerasan
Ketua GOW Denpasar Ayu Kristi Arya Wibawa saat membuka Kampanye Anti Kekerasan ierhadap Perempuan di Desa Wisata Edukasi Subak Teba Majelangu Kesiman Kertalangu Denpasar Timur. (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan tindakan pidana perdagangan orang (TPPO) masih menjadi isu strategis dalam pembangunan bangsa Indonesia, bahkan menjadi sorotan internasional. Dimana faktor ekonomi yang tidak menentu dan budaya patriarki menjadi pemicu tingginya kasus kekerasan yang dialami perempuan.

Hal ini diungkapkan Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Denpasar Ayu Kristi Arya Wibawa saat membuka Kampanye Anti Kekerasan yerhadap Perempuan di Desa Wisata Edukasi Subak Teba Majelangu Kesiman Kertalangu Denpasar Timur (Dentim), Jumat (14/10/2022).

“Terlebih kasus kekerasan perempuan merupakan sebagian kecil dari angka kejadian yang sebenarnya terjadi. Bahkan tidak hanya rentan akan kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan seksual, psikis, penelantaran dan eksploitas. Kekerasan yang dialami perempuan juga dapat terjadi di ranah publik seperti sekolah dan tempat kerja,” kata Ayu Kristi.

Menurutnya, kekerasan terhadap perempuan merupakan tindakan pelanggaran hak asasi manusia. Terutama kebijakan mengenai perlindungan dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan tentunya menjadi urusan wajib pemerintah dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah. Adapun upaya keseriusan pemerintah Indonesia dalam melindungi perempuan dari segala bentuk kekerasan dapat dilihat dari diwujudkan dan disahkannya berbagai kebijakan. Seperti undang-undang KDRT, undang-undang TPPO, undang-undang TPKS dan peraturan lainnya.

Namun pihaknya menegaskan bahwa untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan membutuhkan kerjasama dan sinergi dari berbagai komponen masyarakat supaya bisa bergerak secara serentak baik aktivis HAM perempuan, pemerintah maupun masyarakat secara umum.

Lebih lanjut dijelaskan, kolaborasi Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Denpasar bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Denpasar menggelar Kampanye Anti Kekerasan terhadap Perempuan untuk pencegahan dan penghapusan segala bentuk – bentuk kekerasan terhadap perempuan.

“Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat tanggap dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya apabila terjadi kasus kekerasan terhadap perempuan serta melaporkan dan menindaklanjuti dengan cepat dan tanggap,” harapnya.

Ketua Panitia sekaligus Ketua Gatriwara Kota Denpasar Purnawati Ngurah Gede menambahkan, kegiatan ini diselenggarakan juga untuk menggalang gerakan solidaritas berdasarkan kesadaran untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan. Adapun kampanye diikuti sebanyak 125 peserta perempuan yang terdiri dari WHDI, Gatriwara, Ibu – Ibu Persit, Ibu Bhayangkari, dan organisasi perempuan lainnya.

“Serta sebanyak 75 orang dari TP PKK Kota Denpasar, kecamatan dan TP PKK Desa Kesiman Kertalangu sebanyak 50 orang,” sebutnya

Purnawati Ngurah Gede menyebutkan kegiatan ini juga mendatangkan nasumber dari Komisi IV DPRD Kota Denpasar Cynthia Febriani, LBH APIK Bali Luh Putu Anggreni, Ketua Tim TPPO Nasional Yohana Agustina Pandhi, Bali Sruti I Gusti Ayu Andani Pertiwi, Forum Anak Kota Denpasar dan Gede Bagus. (030)

Pos terkait