MANGUPURA | patrolipost.com – Karya seni adalah cara damai untuk mengekspresikan diri. Seni bisa dimengerti semua orang yang memiliki bahasa yang berbeda-beda, sehingga kaligraffiti United World dihadirkan sebagai perdamaian kepada seluruh masyarakat yang memiliki agama, kewarganegaraan, dan negara yang berbeda-beda dengan satu nilai yang sama.
Seni ini dibuat dilatarbelakangi oleh peperangan/agresi antara negara Rusia dan Ukraina saat ini. Adapun kaligrafi seluas 980 m² tersebut dibuat di 9 atap (rooftop) vila milik Alex Sthefan dari Ukraina yang berlokasi di daerah Canggu – Bali. Kaligrafi tersebut ditulis dalam 6 bahasa yaitu Indonesia, Inggris, Rusia, Ukraina, Perancis, dan Mandarin dengan komposisi font yang beragam, teks juga dibuat dengan elemen kaligrafi dari literatur seluruh dunia mulai dari gaya kaligrafi Timur sampai gaya modern Eropa.
Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf RI, Yuana Rochma Astuti mengapresiasi pembuatan kaligrafi terbesar ini. Hal ini sangat tepat untuk menunjukkan perdamaian di tengah ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Menurutnya, kaligrafi bertema United World ini sangat mencerminkan cinta damai, merepresentasikan bahwa melalui seni itu semua bisa bersatu.
“Saya juga bangga Bali dipilih sebagai tempat untuk representasi karya ini, bahwa Bali mencerminkan tempat yang damai untuk seluruh dunia. Nantinya akan banyak turis yang datang sehingga bisa menggeliatkan pariwisata dan ekonomi Bali,” ujar Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf RI, Yuana Rochma Astuti di Citadines Berawa, Kamis (10/3/2022).
Sementara Alex Sthefan mengungkapkan dirinya terinspirasi akan Pulau Bali, karena masyarakat yang berasal dari berbagai negara tinggal bersama dan saling menghormati kultur setempat dan harmonis dengan apa yang ada disekelilingnya. Baginya, Indonesia adalah contoh toleransi untuk seluruh dunia. Dimana masyarakatnya memegang teguh prinsip Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu, dan lebih dari 800 kewarganegaraan hidup dengan akur. Oleh karena itu, proyek ini dibuat di jantung Pulau Bali yakni daerah Canggu, Badung.
“Tempat ini adalah salah satu yang terindah untuk pertemuan antar manusia dengan alam, penduduk setempat, turis dari seluruh dunia yang berbicara berbagai bahasa, elemen budaya dan arsitektur,” terangnya.
Pihaknya menerangkan bahwa teks dan sketsa proyek ini dibuat pada 7 Januari lalu, tentunya dibuat jauh sebelum kejadian agresi militer antara Rusia dan Ukraina.
Aleks yang merupakan bagian dari tim dan kolega dari Ukraina juga menuturkan pihaknya yakin pada dunia yang bersatu dan bangga akan meninggalkan symbol nilai ini dalam bentuk kaligrafi terbesar di Indonesia pada 9 atap villanya dengan luas 960 m2.
“Proyek ini mencerminkan inti nilai humanis yaitu bersatu dan bersama-sama membuat budaya, pengetahuan, dan arti yang baru,” sebutnya.
Salah satu dari ahli kaligrafi modern, Pokras Lampas menjelaskan bahwa membuat komposisi kaligrafi besar dalam skala interior dan lingkungan perkotaan, selalu bereksperimen dengan potensi bentuk tulisan. Pihaknya juga membuat alfabet sendiri yang coraknya berdasar dari desain Street Art, tipografi, dan kaligrafi berbagai budaya, generasi dan literatur.
“Tujuan utamanya kaligrafi ini adalah menunjukkan gabungan berbagai budaya, yang dipersatukan dengan seni kaligrafi yang harmonis. Bentuk tulisan kuno, tradisional, modern dan inovatif diklasifikation menurut karakteristik umum dalam karya seni, proyek riset, dan eksperimentalia. Masa depan adalah milik dunia yang bersatu dan budaya yang harmonis,” tandasnya. (030)