DENPASAR | patrolipost.com – Sejak dibuka Selasa (7/3) lalu, sudah ratusan orang mengunjungi pameran lukisan hasil karya dokter Bagus Darmayasa di loby utama FK Unud Kampus Unud Jalan PB Sudirman Denpasar. Yang terbaru, Konsul Kehormatan Malaysia di Bali Dr Panudiana Kuhn melihat pameran lukisan dr Bagus di Kampus Unud, Sabtu (11/3) siang.
Kedatangan Kuhn diterima langsung dr Bagus Darmayasa. Setelah mendapat penjelasan dari l dr Bagus tentang lukisannya, Khun mengatakan kagum dengan hasil lukisan dr Bagus karena seorang dokter namun mampu menghasilkan karya lukisan. Ia pun menyanjung lukisan – lukisan yang dipamerkan. “Lukisannya sangat luar biasa. Seorang dokter tetapi bisa melukis. Ini yang sangat luar biasa,” ungkapnya.
Kuhn meminta dr Bagus untuk tetap semangat dan terus berkarya karena melukis itu seni. “Hebat sekali, seperti yang kita ketahui bersama, dokter Bagus adalah seorang dokter medis tetapi bisa melukis. Sangat luar biasa, dokter. Terus berkarya,” katanya.
Sebanyak 75 karya lukisannya dipajang, yang terdiri dari 60 karya drawing on paper dengan tema wajah para tokoh. Selanjutnya 15 karya figuratif di atas kanvas dengan sosok wanita milenial yang ia sebut pop art penuh warna-warni. Pameran ini dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 61 Fakultas Kedokteran (FK) Unud. Dokter Bagus sendiri merupakan alumni FK Unud.
“Saya juga mengucapkan selamat ulang tahun untuk Fakultas Kedokteran Unud, semoga mampu menghasilkan atau mencetak dokter – dokter yang SDM-nya unggul dan berkualiatas,” ujar Kuhn.
Tema pameran yang diangkat dokter Bagus adalah “Atas Nama Cinta untuk Wanita”. “Karena wanita selalu jadi salah satu inspirasi yang tidak pernah akan habis untuk dieksplorasi,” ungkap dokter Bagus Darmayasa.
Dikatakan Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Puri Raharja (RSPR) ini, wanita yang dimaksud bukanlah perempuan lain. Namun istrinya sendiri yang selalu setia mendampinginya.
“Kenapa saya mengangkat tema tentang wanita? Karena karena wanitalah yang mengandung dan melahirkan generasi penerus bangsa. Maka cintailah wanita. Tentunya wanita diri sendiri, yakni istri. Jangan yang lain,” ujarnya.
Dokter Bagus mengaku darah seni telah mengalir dalam dirinya sejak kecil. Bahkan, saat di bangku SMA cita – citanya ingin menjadi seorang arsitek. Namun atas saran ayahnya, ia memilih menjadi dokter. Namun jiwa melukisnya terus membara. Dan ia kembali aktif memainkan goresan di atas kanvas saat menjabat Direktur RS Jiwa Provinsi Bali di Bangli beberapa tahun silam.
Bahkan setiap lukisan yang ia buat selalu dikirim kepada teman – teman dekatnya via whatsapp. Sebab, lukisan juga sebagai art teraphy atau resep pengganti obat. “Dengan melihat lukisan, tekanan psikologis bisa berkurang. Daripada minta obat pusing, lebih baik saya kirimkan lukisan,” pungkasnya. (007)