JAKARTA | patrolipost.com – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) rampung memeriksa Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kementerian Sosial (Kemensos) Matheus Joko Santoso (MJS). Matheus diperiksa dalam kapasitasnya sebagai tersangka.
Matheus didalami pengakuannya ihwal uang Rp14,5 miliar yang disita KPK saat Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada 5 Desember 2020, lalu. Uang Rp14,5 miliar yang telah disita itu diduga kuat merupakan suap terkait pengadaan paket bansos Covid-19.
“Penyidik KPK memeriksa tersangka MJS di Gedung Merah Putih KPK. Pemeriksaan terkait dengan penyitaan sejumlah bukti yang ditemukan pada saat kegiatan tangkap tangan KPK di antaranya uang dengan jumlah total sekitar Rp 14,5 M,” beber Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, Rabu (16/12/2020).
Lebih lanjut, Ali memastikan uang sebesar Rp14,5 miliar yang diamankan dalam OTT pada 5 Desember 2020, lalu, telah dilakukan penyitaan. Penyidik, kata Ali, telah mengantongi izin dari Dewan Pengawas (Dewas) untuk melakukan penyitaan terhadap barang bukti itu. “Penyitaan tersebut tentu telah mendapat ijin dari dewas KPK dan selanjutnya bukti uang dimaksud akan menjadi barang bukti dalam perkara ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, penyidik sempat mengamankan uang sebesar Rp14,5 miliar saat OTT pada 5 Desember 2020. Uang itu diamankan bersamaan dengan penangkapan terhadap dua tersangka penyuap Menteri Sosial (Mensos) yakni, Ardian IM (AIM) dan Harry Sidabuke (HS).
Uang itu diduga akan diberikan kepada anak buah Mensos, Matheus Joko Santoso (MJS) dan Adhi Wibowo (AW). Ardian IM dan Harry Sidabuke telah menyiapkan uang dugaan suap sebesar Rp14,5 miliar di sebuah apartemen daerah Jakarta dan Bandung sebelum ditangkap KPK. Uang Rp14,5 miliar tersebut disimpan di dalam tujuh koper, tiga ransel, serta amplop kecil.
Sejauh ini, KPK baru menetapkan lima tersangka kasus dugaan suap terkait pengadaan bansos berupa paket sembako untuk penanganan Covid-19 di wilayah Jabodetabek. Kelima tersangka itu yakni, Mensos Juliari P Batubara. Kemudian, PPK Kemensos, Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono serta dua pihak swasta pemberi suap yakni Ardian IM (AIM), Harry Sidabuke (HS).
Atas perbuatannya, tersangka Matheus Joko Santoso, dan inisial AW disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 dan Pasal 12 (i) Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Sementara, tersangka Juliari Batubara disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. Sedangkan para tersangka pemberi suap disangkakan melanggar Pasal 5 Ayat (1) huruf atau Pasal 5 Ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. (305/snc)