Krisis Air di Heso, Warga Saling Tuding di Media Sosial

krisis air bersih
Warga Heso antre air bersih. (ist)

BORONG | patrolipost.com – Media sosial, khususnya grup WhatsApp Stasi Golo Wunis ramai memperbincangkan masalah krisis air yang kini melanda Heso, Desa Golo Wune, Kecamatan Lambaleda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, NTT. Komentar-komentar warga kebanyakan berisi tudingan dan saling menyalahkan.

“Krisis air minum di Heso merupakan kegagalan pemerintah,” tulis salah satu warga.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, warga lainnya mempersalahkan wartawan karena tidak memberitakan kesengsaraan warga yang mengalami krisis air.

“Coba wartawan beritakan permasalahan tersebut biar menjadi perhatian pemerintah,” tulis warga lainnya.

Masih ada banyak pembahasan di group yang menyudutkan pihak tertentu. Foto jerigen-jerigen kosong antre di bawah pancuran yang tak berair pun berseliweran di group WA tersebut.

Lantas siapa yang disalahkan saat krisis air terjadi?

Desa Golo Wune saat pemerintahan kepala desa sebelumnya mendapatkan program air bersih melalui Wahana Visi Indonesia (WVI). Dana bantuan dari WVI yang dikelola pemerintah desa setempat pun berhasil menginstal ulang jaringan perpipaan dan merancang ulang bak penampungan air, namun hanya bersandar pada satu mata air Wae Laka.

Sebelum bantuan WVI dikucurkan, jaringan perpipaan air minum di Heso masih bisa mengalirkan air secara normal dan tetap krisis air saat musim kemarau.

Sebuah harapan baru muncul saat WVI ikut memberi bantuan berupa program air minum di Desa Golo Wune. Warga pun saat itu berharap, dana dari WVI bukan digunakan untuk install ulang perpipaan dan bak penampungan, melainkan mencari mata air baru sebagai tambahan dan membangun jaringan pipa air dari sana sehingga kebutuhan air bersih bagi warga tercukupi.

Harapan itu pupus setelah keputusan yang diambil Pemdes ternyata bukan membangun jaringan air minum yang baru, namun hanya install ulang.

Anggota DPRD Matim asal Heso juga sempat merencanakan program pembangunan air minum bersih, namun gagal karena tidak mencapai kesepakatan dengan warga pemilik mata air. Lalu, wacana itu pun terhenti dan saat krisis air seperti sekarang, warga pun disalahkan.

Kampung tetangga Heso, yakni Tolok tidak terlalu mengalami krisis air minum karena berani mengambil air di tempat yang jauh. Pemdes Lenang mengambil air dari mata air warga Deno, lalu jaringan pipanya melewati Heso. Air tersebut mampu memenuhi kebutuhan warga Tolok seluruhnya. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *