LABUAN BAJO | patrolipost.com – Geliat industri pariwisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami peningkatan yang signifikan. Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat menyebutkan jumlah kunjungan wisatawan di tahun 2023 ke destinasi wisata super prioritas pemerintah Indonesia tersebut mencapai 423.847 wisatawan.
Angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan di tahun 2022 yang hanya berada pada angka 170.352 wisatawan. Umumnya sejumlah destinasi favorit seperti kawasan Taman Nasional Komodo hingga wisata daratan seperti wisata Goa Batu Cermin, air terjun Cunca Wulang, air terjun Cunca Lolos dan kawasan Puncak Waringin masih menjadi pilihan utama para wisatawan.
Meraknya pembangunan sejumlah hotel berbintang menjadi salah satu hal penting dalam mendukung keberadaan Labuan Bajo sebagai pilihan untuk berwisata. Selain penyediaan akomodasi, peningkatan aksesibilitas serta peningkatan jenis atraksi turut memberi warna bagi keberlangsungan pariwisata di ujung barat Pulau Flores tersebut.
Kini salah satu hal penting yang sedang dibangun pemerintah bersama stakeholder terkait lainnya adalah penyediaan pusat pelayanan informasi yang kredibel bagi para wisatawan. Salah satu inovasi yang telah dilakukan adalah menghadirkan sejumlah titik keberadaan pusat informasi pariwisata pada lokasi lokasi strategis seperti Bandar Udara Komodo, area Pelabuhan Marina Labuan Bajo hingga penyediaan ruangan khusus pada kantor Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores atau BPOLBF.
Pelaksanaan tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Fransiskus Xaverius Teguh seusai menggelar peresmian Tourism Information Center (TIC) di Labuan Bajo, Jumat (8/3/2024) menyebutkan hadirnya TIC pada sejumlah titik lokasi ini mampu memberikan pelayanan informasi yang tepat dan akurat kepada wisatawan karena bersumber dari instansi yang dapat dipercaya seperti Pemkab Manggarai Barat, Otoritas Bandara Komodo, Balai Taman Nasional Komodo hingga Otoritas Jasa Pelabuhan Marina Labuan Bajo.
“Ini sebetulnya lebih dalam rangka dalam mewujudkan kolaborasi. Informasikan kan diperlukan oleh pengunjung dan wisatawan. Kita ingin informasi yang ada di bandara, informasi tentang taman nasional, informasi tentang kegiatan di laut kalau bisa kita sediakan. Sehingga penyediaan informasi yang benar yang tepat yang akurat itu bisa kenal kebutuhan wisatawan atau pengunjung tentu harus kita siapkan dengan baik. Itu mengapa kita perlu konsolidasi untuk meluncurkan Tourist Information Center,” ujar Frans.
Dalam pelaksanaanya ujar Frans, penyediaan sistem informasi akan berbasis digital dan kehadiran counter khusus. Informasi berbasis digital nantinya dapat diperoleh wisatawan dengan menscan barcode yang telah disediakan oleh pihak bandara komodo maupun pada area Pelabuhan Marina. Sedangkan untuk counter khusus, wisatawan dapat mengunjungi kantor BPOLBF.
“Wisatawan itu kan nanya, wisatawan itu searching information, makanya kita sediakan dua pola yang digital. Bisa scan barcode-nya nanti informasinya bisa langsung tersedia terus juga bisa kalau ketemu langsung dia bisa mampir di Tourist information Center. Informasi itu the new oil bagi pergerakan wisatawan juga untuk bisnis,” tuturnya.
Menurut Frans, penyediaan informasi yang tepat serta akurat dan bersumber dari pihak yang kredibel tentu memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan saat memperoleh informasi baik tentang spot spot wisata bahari yang ada, spot wisata darat dan atraksinya, kondisi cuaca pada perairan Taman Nasional Komodo hingga mengetahui lokasi spot kuliner.
“Yang sama adalah informasi yang akurat dan terpercaya, itu kan ada sumbernya. Misalnya kita ingin menginformasikan tentang taman nasional, tentu sumbernya kan dari Taman Nasional sendiri, bagaimana dengan pergerakan kunjungan itu kan datanya ada dari Bandara, bagaimana perkembangan di perairan untuk di kapal kemungkinan kondisi pergerakan untuk Marina itu juga kita konsolidasi dengan teman teman di Marina.
Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Hendrikus Rani Siga menyebutkan dalam kolaborasi ini pihaknya tengah membuat skema penyediaan sarana informasi yang sangat dibutuhkan terkait spot-spot wisata dalam Kawasan Nasional Komodo.
“Saat ini kami sedang mendesign terkait dengan lokasi – lokasi diving yang punya risiko gitu ya. Jadi mana yang boleh dengan SOP yang mana kita bisa rencanakan seperti apa itu yang akan kita design. Termasuk informasi lain terkait data komodo, dan juga destinasinya dimana saja kemudian carrying capacity berapa banyak itu yang akan kita informasikan dan itu menjadi bagian penting dari TIC ini,” Sebutnya.
Dalam kerja kolaborasi ini, penyediaan TIC juga melibatkan pemerintah Kabupaten Manggarai Barat. Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat Fransiskus S Sodo menyebutkan keberadaan TIC ini tentu juga dalam rangka mendukung program One Gate System (sistem satu pintu) yang telah diusung oleh Pemkab Mabar.
Penetapan sistem satu pintu ini diharapkan mampu mengatasi berbagai persoalan yang kerap terjadi pada pariwisata Labuan Bajo. Diantaranya berupa banyak kapal wisata liar yang bebas beroperasi, kapal wisata berlayar tanpa mengantongi izin berlayar dari KSOP hingga upaya memaksimalkan pendapatan daerah dan meminimalisir kecelakaan pada kapal wisata.
Sekda Frans menjelaskan pihaknya tentu ingin lebih mematangkan konsep pengelolaan tata pariwisata melalui penyediaan informasi yang akurat kepada wisatawan melalui kehadiran TIC ini. Dia berharap adapun platform yang nanti akan disediakan mampu menyediakan hal hal penting terkait pariwisata Labuan Bajo, mulai dari data terkait kapal wisata yang memiliki izin operasi hingga jaminan keselamatan dan kenyamanan wisatawan saat berwisata.
“Soal TIC ini bagian yang tidak terpisahkan dari One Gate One System. Mungkin yang didiskusikan itu terkait soal konten dalam TIC itu sendiri, kemudian yang paling penting juga kerjasama stakeholder yang terkait langsung dengan data itu sendiri. Nanti kami duduk bareng bersama BPOLBF, Pemda, BTNK, Bandara dan Syahbandar. Untuk kemudian kita coba diskusikan terkait dengan model terbaik tata kelola pariwisata termasuk salah satu di dalamnya One Gate One System. Kita pingin supaya kita punya platform yang sama terkait pengelolaan pariwisata di Labuan Bajo,” sebutnya.
Oleh semua pihak, hadirnya pusat layanan Informasi yang tepat dan akurat serta mudah dijangkau oleh para wisatawan tentu akan berdampak baik pada pengembangan pariwisata Labuan Bajo dan NTT ke depannya. Labuan Bajo sebagai pintu masuk pariwisata di Provinsi NTT tentu harus selalu dibenahi melalui kerjasama lintas stakeholder hingga mampu menghadirkan pariwisata yang berkualitas, mandiri dan berkelanjutan serta mampu memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. (334)