SUBANG | patrolipost.com – Polisi tengah menangani kasus kecelakaan bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat dengan korban mencapai 64 orang.
“Total seluruhnya dari korban yang terlibat kecelakaan itu ada 64 orang. 11 diantaranya meninggal dunia, 13 luka berat dan 40 luka ringan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Jules Abraham Abast di RSUD Subang, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024).
Jules mengatakan 10 orang korban meninggal dunia merupakan warga Depok. Satu orang lainnya warga Subang.
“Dari 11 itu, yang satu itu warga Subang, sedangkan yang 10 diduga warga Depok. Namun sampai saat ini kita juga masih melakukan identifikasi terkait 10 jenazah korban yang meninggal tersebut,” ucapnya.
Satu jasad korban asal Subang saat ini juga telah diserahkan ke pihak keluarga. Korban tersebut diketahui merupakan pengendara motor yang berada di lokasi saat kecelakaan berlangsung.
Sementara 10 korban lainnya saat ini jasadnya masih berada di RSUD Subang. Polisi masih menunggu data antemortem dan postmortem dari pihak keluarga korban.
“Karena masih ada 10 jenazah yg saat ini masih perlu pencocokan terkait data post mortem dan data ante mortem,” kata Jules.
Kecelakaan maut itu terjadi pada Sabtu (11/5) sekitar pukul 18.45 WIB. Bus yang terguling membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok. Korban meninggal terdiri dari 9 pelajar, 1 guru dan satu pengendara motor.
Video Call Terakhir
Salah satu dari 11 korban meninggal dunia akibat kecelakaan bus di Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat adalah seorang guru. Anak korban, Naufal, tidak percaya ayahnya menjadi salah satu korban.
“Kaget si sebenarnya emang tahu juga dikabarin pukul 19.30 WIB. Saya lagi kerja juga tiba-tiba ditelefon dapet kabar kalo ayah kecelakaan. Tadi sih belum tahu keadaannya gimana tapi pas udah sampe sini udah makin ‘ayah udah nggak ada’ gitu,” kata Naufal di RSUD Subang, Minggu (12/5/2024).
Naufal mengenang momen komunikasi terakhir bersama ayahnya. Dua jam sebelum peristiwa nahas itu terjadi, Naufal dan ayahnya sempat melakukan video call melalui aplikasi WhatsApp.
“Terus sempet telfon-telfonan dan video call juga pas jam 4 sore. Dia bilang mau kenang-kenangan oleh-oleh anak di rumah cucunya. Mungkin itu video call terakhir kayanya dari ayah ya,” jelasnya.
Ia pun menceritakan sosok ayahnya yang menjadi guru pembimbing di SMK Lingga Kencana sering memberi motivasi ke anak didik. Ia mengaku sedih ternyata kemarin adalah hari terakhir di mana keluarga bisa makan bersama ayahnya.
“Gimana ya, ayah emang guru di sini, guru pembimbing. Kemarin juga sempet ngasih motivasi buat murid-muridnya si. Kemarin sempet video call juga si pas siangnya ya sempet kemarin makan-makan sama dia dan itu mungkin makan-makan terakhir bersama,” jelasnya.
“Paling ya perasaan aja kemarin perasaan nggak enak aja cuma nggak ada perasaan yang aneh-aneh, cuma ya perasaan aja nggak enak,” tutupnya.
Guru Jadi Korban
11 orang meninggal dunia usai bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok menabrak kendaraan hingga terguling di Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat. Satu orang guru ikut menjadi salah satu korban tewas.
“Iya jadi informasinya sembilan pelajar, satu guru, terus satu lagi pengendara motor asal Cibogo, Subang,” ujar Kadinkes Subang, dr Maxi..
Dinkes Subang belum menjelaskan identitas dari 11 korban meninggal dunia. Pihak Dinkes baru membenarkan bus yang terguling membawa rombongan siswa asal Depok.
“Iya bus bawa rombongan pelajar dari Depok,” ungkapnya.
Kecelakaan maut itu terjadi pada Sabtu (11/5) sekitar pukul 18.45 WIB. Peristiwa itu melibatkan lima kendaraan mulai dari Bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG, mobil Daihatsu Feroza D 1455 VCD, serta 3 motor.
Pemkot Depok dan Polres Metro Depok juga telah ikut turun tangan membantu warganya yang menjadi korban kecelakaan di Subang. 42 ambulans dikirimkan ke RSUD Subang untuk menjemput korban tewas hingga korban luka. (305/dtc/bbc)