SINGARAJA | patrolipost.com – Berbicara soal Raden Ajeng (RA) Kartini di era masa kini dan kesetaraan perempuan dalam dinamika sosial, Luh Hesti Ranitasari SE MM, Ketua Komisi IV DPRD Buleleng punya cara pandang tersendiri. Politisi Partai Demokrat ini memandang perempuan sebagai makhluk unik. Mampu melakoni pekerjaan yang tak bisa dilakukan oleh kaum pria, melahirkan dan menyusui dan serba bisa.
“Perempuan itu sekarang semakin berani dalam arti positif. Berani memilih termasuk berani memilih untuk berkeluarga. Saya bebas memilih takdir hidup saya termasuk memilih dunia politik dimana saat kecil dunia politik sangat saya benci,” ucap Hesti Ranitasari, Selasa (20/4/2021).
Sebelum menggeluti dunia politik, perempuan yang kerap disapa Rani ini mengaku pernah berkerja di perbankkan dan menggeluti dunia usaha. Namun takdir mengantarkannya menjadi politisi setelah bertemu seorang menteri dan mengajaknya bergabung di sebuah partai politik.
Ternyata mengeluti politik tidak mudah, penuh cucuran peluh dan derai air mata. “Saya mengeluarkan air mata cukup banyak untuk bisa mencapai seperti saat ini. Saya harus tunjukkan prestasi bahwa saya bukan kaleng-kaleng, berkualitas dan memiliki integritas dan ternyata itu prosesnya panjang,” imbuhnya.
Menurut Rani, menjadi anggota Dewan bagi perempuan seperti dirinya luar biasa, karena harus melewati pintu perizinan cukup panjang. Izin anak, suami dan orangtua serta izin beraktivitas keluar rumah, cukup ribet. Begitu juga setiba di rumah usai melakoni pekerjaan sebagai anggota Dewan. Menurut Rani itulah hebatnya perempuan masa kini, dapat mengatur waktu untuk pekerjaan, keluarga dan konstituen.
”Jadi perempuan Kartini itu mestinya power full. Negosiasi tingkat tinggi dengan suami dan anak jika hendak keluar rumah untuk beraktivitas. Dan itu kita lakukan dengan cara apik agar bisa berkarir dengan hasil maksimal,” ujarnya.
Perempuan kelahiran 36 tahun lalu ini mengaku secara terus menerus belajar memahami dunia politik, termasuk belajar menerima kritik. ”Jadi anggota Dewan bagi seorang perempuan itu sangat hebat. Karena dimamika didalamnya cukup memeras kemampuan intlektual, mau menerima masukan dan siap untuk dikritik asal yang positif,” ucapnya.
Sebelumnya, Rani mengaku sempat dianggap anak bawang saat memasuki dunia politik, namun anggapan itu dipatahkan ketika mampu menunjukkan kinerja sebagai anggota Dewan. Di periode pertama menjadi anggota Dewan, Rani sempat menjabat Ketua Fraksi Partai Demokrat dan setelah terpilih lagi untuk periode kedua dipercaya menjadi Ketua Komisi IV.
”Pernah diragukan membuat saya tertantang dan kemudian saya buktikan sehingga akhirnya banyak yang angkat topi atas kegigihan saya menjalani profesi sebagai politisi,” sambung perempuan berpenampilan lembut ini.
Nah, setelah cukup lama berkarir di dunia politik, perempuan dua bersaudara ini mengaku saat ini lebih asyik berpolitik daripada menggeluti dunia usaha. Menurut Rani, saat di dunia politik hidupnya lebih bernilai dan mempunyai makna. Pada titik inilah Rani mengaku cukup terharu mengenang perjuangan RA Kartini pada masa-mas sulit saat embrio negeri ini tengah diperjuangkan.
“Di tengah ancaman penjajah kala itu, Kartini mampu menorehkan prestasi dan hasil perjuangannya bisa menjadi inspirasi anak negeri hingga hari ini. Saya sangat apresiatif dengan perjuangan Kartini dan menjadi pedoman saya dalam berjuang. Tak pernah berkata kasar serta sangat lembut, karakter Kartini itu yang pelan-pelan saya susupkan dalam diri saya,” ucapnya.
Rani menyebut, perempuan itu harus berani belajar melakoni hidup dengan multitalenta disamping aktif dan produktif serta memiliki cita-cita tinggi. ”Perempuan harus pekerja keras dan mampu berdiri di atas kaki sendiri. Zaman telah berubah, peran perempuan sangat signifikan dalam ikut membangun keluarga berkualitas. Dan itulah tipikal Kartini era sekarang yang berdiri sejajar disamping laki-laki dalam batas tertentu,” tandasnya. (625)