Mabuk di Tempat Hiburan Malam, 4 Oknum Anggota Polres Mabar Aniaya 2 Warga Labuan Bajo

korban polisi
Iren, korban penganiayaan 4 oknum anggota Polres Manggarai Barat mendapatkan luka serius usai dipukul menggunakan benda tumpul pada kepalanya. (ist)

LABUAN BAJO | patrolipost.com – Empat oknum Anggota Polres Manggarai Barat, Polda NTT diduga melakukan penganiayaan kepada 2 orang warga Labuan Bajo. Akibat kejadian ini, 2 korban mengalami luka cukup serius di bagian kepala dan luka robek pada dahi bagian kanan yang diduga dipukul menggunakan senjata tumpul.

Para pelaku diduga melakukan tindakan penganiayaan karena sedang dalam kondisi mabuk minuman beralkohol, sehabis dugem di tempat hiburan malam.

Bacaan Lainnya

Salah seorang korban, Iren, warga asal Lembor saat ditemui di Mako Polres Manggarai Barat pada Minggu (22/12/2024) siang menuturkan Ia mengalami luka cukup serius pada dahi bagian kanannya setelah dihantam oleh salah seorang oknum anggota Polres Mabar berinisial A menggunakan senjata tumpul.

Sementara salah seorang rekannya yang bernama Adi asal Dusun Kaper, Desa Golo Bilas mengalami luka pada kepala bagian belakang.

Iren menyebutkan kejadian penganiayaan ini terjadi di depan kantor Scuba Dive di Jalan Soekarno-Hatta, Kampung Tengah, Labuan Bajo, Minggu (22/12/2024) dinihari, sekitar pukul 03.00 Wita.

Kasus penganiayaan bermula saat Iren keluar dari dalam Cafe Deja’Vu, melihat seorang kenalannya bernama Adi diintimidasi oleh 4 orang oknum anggota Polres Mabar.

“Saat itu saya mau keluar dari dalam cafe. Di dalam cafe saya lihat kenalan saya yang bernama Adi mendapatkan intimidasi dari 4 orang oknum anggota Polres Mabar. Setelah itu saya bantu tarik dia untuk amankan dia,” ujar Iren.

Iren menyebut aksi intimidasi yang dilakukan oleh 4 oknum anggota Polres Mabar ini dilakukan karena oknum anggota tersebut merasa Adi telah menyenggol salah satu dari mereka saat sedang berjalan menuju pintu keluar.

“Teman saya Adi berjalan keluar café. Dia jalan biasa saja, tapi mereka (pelaku) bilang disenggol. Padahal yang di tempat sesak begitu, kalau saling bersinggungan itu biasa saja, karena pintu keluarnya memang sempit. Lalu saya lihat mereka mengintimidasi Adi. Karena saya kenal Adi, saya langsung pergi dan bilang Ini saya punya adik, kenapa kalian buat begitu. Akhirnya saya tarik Adi ke sebelah (depan kantor Scuba Dive),” ungkap Iren.

Keluar dari Cafe Deja’Vu, Iren bersama Adi dan juga salah seorang rekannya menuju depan Kantor Scuba Dive. Saat sedang mengobrol, empat oknum anggota Polres Mabar tersebut kembali mendatangi mereka sambil membawa botol kaca.

“Pas kami lagi ngobrol, mereka datang lagi dan ingin menyerang kami. Saya lalu minta ini dibicarakan dengan baik baik, namun salah seorang dari mereka langsung memecahkan botol karena merasa tersinggung dengan pernyataan saya. Padahal sebenarnya statement saya itu dengan maksud yang baik,” cerita Iren.

Pernyataan yang dimaksud Iren: Mereka jangan bawa atribut pergi ke tempat hiburan karena itu bisa dijadikan mediator untuk mengintimidasi masyarakat. Saat sedang berbicara, salah seorang oknum anggota Polres Mabar berinisial A kemudian memukul Iren dengan menggunakan sebuah benda tumpul sehingga menyebabkan luka sobek pada dahi kanannya.

Sementara Adi juga mendapatkan pemukulan dari oknum anggota Polres Mabar lainnya sehingga menyebabkan luka pada kepala bagian belakang. Sedangkan baju salah seorang rekan Iren dan Adi robek saat ingin melerai penganiayaan tersebut.

“Mereka ada lebih dari tiga. Mereka pukul pakai barang tumpul. Salah seorang dari mereka pake benda tumpul dan ini buktinya, saya mengalami luka cukup serius di dahi. Setelah kejadian, untuk pengobatan saya langsung ke RS Siloam untuk mendapatkan perawatan medis, tapi lukanya belum bisa dijahit karena harus divisum terlebih dahulu, dan itu belum bisa karena harus ada laporan dari Kepolisian dulu,” ujar Iren.

Menurut Iren, aksi penganiayaan itu seperti direncanakan. Dirinya sebagai pelaku pariwisata di Labuan Bajo tidak mau harga diri Manggarai Barat diinjak oleh oknum – oknum, apalagi mengatasnamakan Kepolisian. Sebelum mendapatkan penganiayaan, Iren mengaku tidak mengenal 4 oknum anggota Polres Mabar tersebut. Ia hanya mengetahui keempat anggota tersebut sama-sama mengonsumsi minuman beralkohol di dalam Cafe DeJavu.

“Mereka ada di situ di Deja’Vu dan saya tidak kenal sama sekali. Yang pastinya mereka minum (alkohol) di Cafe DeJavu,” tutupnya.

Media ini sudah menghubungi Kapolres Manggarai Barat AKBP Christian Kadang melalui aplikasi pesan singkat untuk dimintai konfirmasi terkait aksi penganiayaan yang dilakukan oleh 4 orang anggotanya. Namun hingga berita ini diturunkan, Christian belum memberikan jawaban. (334)

Pos terkait