Masyarakat Desa Adat Batur Tolak Pengoperasian Kapal Pesiar di Danau Batur

hasil paruman1
Penyarikan Desa Adat Barur saat sampaikan penolakan pengopersian kapal pesiar di Danau Batur, Kintamani. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Masyarakat Desa Adat Batur, Kecamatan Kintamani menolak secara tegas pengopersian kapal persiar di Danau Batur, Kintamani. Pengoperasian kapal pesiar dianggap akan merusak tatanan kesucian dan memperburuk kondisi ekosistem danau terbesar di Bali ini.

Penyarikan Desa Adat Batur, Wayan Asta mengatakan terkait rencana pengopersian kapal pesiar di Danau Batur disikapi desa adat dengan menggelar paruman pada 4 Oktober 2025. Hasil paruman yang dihadiri tokoh masyarakat Desa Adat Batur tersebut secara tegas menolak pengoperasian kapal pesiar di Danau Batur.

Bacaan Lainnya

Lanjut  Guru Wayan Asta adapun alasan penolakkan pengoperasian kapal pesiar di Danau Batur  diantaranya  pengoperasian kapal pesiar dianggap akan dapat  merusak nilai sakral  dan spiritual  gunung dan Danau Batur. Danau Batur kata dia bukan hanya  sebuah objek wisata melainkan sebuah kawasan sakral yang merupakan bagian tak terpisahkan dari peradaban dan identitas religius masyarakat Bali, khususnya masyarakat Batur dan Wikang Ranu.

Kawasan Danau Batur merupakan sumber air kehidupan  dan menjadi pusat pelaksanaan ritual-ritual penting, seperti tradisi Bhakti Pakelem, Nuur Tirta Amerta dan Danu Kertih.

“Kami menegaskan bahwa kesucian Danau Batur harus menjadi pertimbangan utama yang tidak dapat dikalahkan oleh kepentingan ekonomi semata,” tegas Guru Wayan Asta, Minggu (19/10/2025).

Selain itu  eksploitasi  Danau Batur secara berlebihan mengancam “Peradaban Air” dimana kawasan Danau Batur merupakan bagian integral dari peradaban  air masyarakat Bali yang mencakup 4 danau dan hutan  utama sebagai pemasok air di Bali.

“Eksploitasi secara berlebihan mengancam kelestarian sistem sumber daya air yang holistik ini. Kelestarian dan kesucian Danau Batur merupakan harga mutlak harus dipertahankan,” ujar Guru Wayan Asta didampingi Pemade Petajuh Guru Nyoman Yama,  Pemade Patengen, Guru Putu Susiana.

Sebagai  bagian dari Batur Unesco Global Geopark, Danau Batur telah mengalami tekanan lingkungan yang signifikan. Berdasarkan penelitian ilmiah kualitas air Danau Batur telah menunjukkan tanda-tanda pencemaran. Aktivitas  yang berpotensi menimbulkan  gangguan baru dikhawatirkan memperburuk kondisi ekosistem danau yang sudah rentan ini.

“Siapa yang berani menjamin tidak akan  terjadi pencemaran tatkala kapal pesiar beroperasi di Danau Batur,” ungkapnya.

Kata Wayan Asta walaupun nantinya akan dilakukan kajian, Desa Adat Batur tetap menolak pengoperasian kapal pesiar di Danau Batur.

“Kami nanti akan bersurat ke Pemerintah Daerah terkait penolakan pengoperasian kapal persiar di Danau Batur,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, rencana PT Bhukti Mukti Bhakti (BMB) perusahaan daerah Bangli menggandeng investor PT GMS Invest International untuk mengembangkan wisata di Danau Batur, Kecamatan Kintamani. Proyek wisata ini mencakup pengoperasian kapal pesiar, kereta wisata listrik dan sky kapsul serta rail bike. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *