Menakjubkan! Atlet Taekwondo Raih Medali Emas Meski Tampil saat Cedera

atlet taekwondo
Postingan Permata Cinta Nadya di Instagram tentang cedera lutut yang dideritanya. (ig @permatacn)

MEDAN | patrolipost.com – Bertanding dalam kondisi cedera, atlet taekwondo putri asal Jakarta, Permata Cinta Nadya sabet medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh Sumatera Utara 2024 pada kelas -67 kilogram.

“Perasaannya campur aduk. Soalnya saya lagi cedera juga, cedera lutut. Cederanya baru tiga bulan yang lalu saya kena. Jadi, waktu tampil nahan sakit sambil bertanding,” kata Permata di Deli Serdang, Jumat (13/9/2024) dikutip dari Antara.

Bacaan Lainnya

Perempuan kelahiran Denpasar, 18 Desember 1999 tersebut berhasil mengalahkan atlet taekwondo Aceh, Khusnul Hatimah pada laga final dalam kondisi lutut yang cedera.

Permata mengaku dalam laga final yang berlangsung di Martial Arts Arena, Kompleks Sumut Sport Center, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (12/9/2024), ia harus tampil dengan memaksimalkan satu kaki untuk mencari poin.

Alhasil, dengan tekad yang kuat, Permata mampu memenangkan pertandingan dan keluar sebagai peraih medali emas.

“Waktu tampil di final sakit sekali. Tapi saya tahan. (Lawan) sama-sama di Pelatnas soalnya. Hanya saja, dia dalam kondisi sehat. Biasanya jauh, cuma saya pakai satu kaki dari main pertama,” ujar Permata.

Fauziah (56), ibunda Permata Cinta Nadya turut hadir langsung menyaksikan laga anak semata wayangnya. Ia terbang langsung dari Jakarta ke Medan untuk memberikan dukungan dan semangat kepada anak tercinta.

Fauziah mengaku sempat merasa sangat gugup menyaksikan pertandingan anaknya. Ia yang saat itu duduk di tribun Martial Arts Arena lalu meminta izin ke pelatih untuk menjenguk Permata di ruang atlet.

“Saya pasti deg-degan. Ketika dia main itu karena dia sudah mulai merasa goyang tuh kakinya sejak tampil pertama. Jadi, saya langsung turun dari tribun. Minta izin sama coachnya, turun ke tempat atlet memberikan motivasi,” jelasnya.

Fauziah menyebutkan bahwa anaknya sangat dekat dan terbuka kepada dirinya. Ia pun langsung memberikan motivasi agar anaknya tetap bangkit untuk memberikan medali bagi DKI Jakarta.

“Saya cuma bilang sama anak saya. Dek kalau dengan faktor usia kamu adalah yang terakhir PON kamu, sekarang kamu maunya apa? Terserah kalau kamu memang mau terakhir, silakan naik lagi, setelah itu berobat mati-matian. Tetapi kamu kasih yang terbaik buat plakat DKI Jakarta,” tutup Fauziah.

Kehadiran sang ibunda pada laga tersebut menjadi penyemangat Permata untuk tampil menjadi sang juara. Upaya sang Ibu berhasil mengantarkan anaknya ke podium dengan medali emas. (pp04)

Pos terkait