BANGLI | patrolipost.com – Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI), I Gusti Ayu Vira Wijayantari (23) mengaku telantar di Turki. Perempuan asal Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli, Bali saat ini dalam kondisi sakit dan menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Turki.
Malangnya, Gusti Ayu Vira tidak ada biaya untuk berobat atau untuk biaya pulang ke Bali. Gusti Ayu Vira sampai bersurat ke Presiden RI Joko Widodo agar bisa dipulangkan dari Turki.
Dalam surat tersebut, Gusti Ayu Vira mencerita awal dirinya bisa sampai bekerja di Turki sebagai spa terapis. Awalnya dirinya berkenalan dengan seseorang yang merupakan ibu dari pacar adiknya. Dari perkenalan itu, Gusti Ayu Vira diajak untuk ikut pelatihan spa di wilayah Denpasar pada 2020 lalu.
Gusti Ayu Vira akan diberangkatkan bekerja di Turki dengan iming-iming gaji besar. Gaji itu sedianya akan digunakan untuk membayar biaya pengobatan ayahnya serta untuk membayar utang.
Akhirnya Gusti Ayu Vira mengikuti pelatihan tersebut sekitar 5 bulan. Namun tak lama kemudian, ayah Gusti Ayu Vira meninggal dunia. Karena merasa depresi ditinggal ayahnya, Gusti Ayu Vira berniat membatalkan rencana kerja ke Turki. Tetapi dirinya terus mendapat dorongan agar tetap bekerja keluar negeri oleh oknum yang mengajak latihan spa.
Pada awal 2021, Gusti Ayu Vira mulai mengurus dokumen untuk bisa bekerja keluar negeri. Saat pengurusan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKNL) dirinya dilarang menyebutkan PT/agen yang memberangkatkan. Sampai akhirnya dirinya berangkat ke Turki. Bekerja sebagai spa terapis, Gusti Ayu Vira dijanjikan mendapatkan gaji Rp 8 juta – Rp 12 juta. Pada kenyataan, gaji yang diterimanya hanya sekitar Rp 7 juta. Selain gaji yang tidak sesuai, jam kerjanya juga over, untuk istirahat makan saja sangat sulit.
Karena beban kerja dan gaji yang sering lambat dibayarkan, Gusti Ayu Vira keluar dari tempat kerjanya. Kemudian mencari tempat kerja baru. Bos di tempat kedua sama saja dengan yang pertama. Selanjutnya Gusti Ayu Vira mencari bos baru lagi. Di tempat kerja yang ketiga tersebut, Gusti Ayu Vira mendapat tindakan pelecehan dari customer. Tindakan pelecehan lantas dilaporkan kepada manager, tetapi tidak digubris.
Akhirnya diketahui jika tempat kerja itu spa yang melenceng. Kembali lagi Gusti Ayu Vira keluar dari tempat kerjanya. Ia kembali mendapat pekerja dan bosnya kali ini dikatakan baik. Namun belum lama bekerja, Gusti Ayu Vira jatuh sakit.
Pada 8 Agustus 2022 lalu, ia mengalami muntah darah hingga tidak bisa bekerja. Karena tidak ada uang, teman-temannya patungan untuk menebus obat. Tidak hanya itu untuk makan juga dibantu lauk pauk. Sedangkan beras dan minyak goreng dibantu oleh bosnya. Kondisi kesehatan yang semakin turun, Gusti Ayu Vira berharap bisa pulang ke Bali.
Di sisi lain pihak keluarga di Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang mengatakan jika sejak kecil Gusti Ayu Vira tinggal di Denpasar bersama orangtua dan adiknya.
Menurut sepupu Gusti Ayu Vira yakni I Gusti Ayu Kencana Dewi bahwa Gusti Ayu Vira dan ibunya jarang pulang. Terlebih lagi setelah ayahnya meninggal. Terakhir pulang ketika akan berangkat ke luar negeri. “Memang jarang pulang, terakhir pulang ketika sembahyang mapiuning untuk kerja ke Turki,” sebutnya.
Sebut Gusti Ayu Kencana, komunikasi dengan Gusti Ayu Vira maupun ibu sempat terputus. Pasalnya kontak sudah jarang aktif. Sekitar sebulan lalu, Gusti Ayu Kencana mencoba mencari kontak sepupunya. Dilihatlah foto almarhum Gusti Ngurah Putra Wijaya (ayah Gusti Ayu Vira).
“Karena foto profil pakai foto ayahnya maka saya coba WA. Saat ditanya dia bilang kalau sedang sakit. Selain itu bilang kalau di sana ditipu,” ujar Gusti Ayu Kecana, seraya berharap pemerintah bisa menjembati kepulangan sepupunya.
Sementara paman Gusti Ayu Vira yakni I Gusti Made Oka mengatakan bahwa Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja Bangli, sudah sempat datang. Maksud dan tujuan adalah memastikan Gusti Ayu Vira merupakan warga Bangli.
“Memang sudah sejak lama tinggal di Denpasar untuk status masih terdaftar sebagai warga Banjar Tegal,“ jelasnya. (750)