LABUAN BAJO | patrolipost.com – Memasuki musim penghujan di awal tahun 2021, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Manggarai Barat (BPBD Mabar) memantau sejumlah lokasi titik rawan longsor di Kecamatan Mbeliling dan Sano Nggoang, Jumat (1/1/2021). Titik rawan bencana tanah longsor di sepanjang ruas jalan Trans Flores Labuan Bajo – Ruteng pun terus dipantau sejak curah hujan di wilayah Kabupaten Manggarai Barat semakin tinggi.
Pantauan media ini yang ikut dalam kegiatan ini, terdapat beberapa titik lokasi sepanjang ruas jalan Trans Flores Labuan Bajo menuju Ruteng di kawasan Kecamatan Mbeliling, yakni di daerah sekitaran Kampung Melo, Desa Liang Ndara, dan Kampung Culu, Desa Tondong Belang. Selain itu terdapat pula sejumlah lokasi di jalan Trans Flores Labuan Bajo – Ruteng dalam Wilayah Kecamatan Sano Nggoang.
Longsoran kecil terjadi di beberapa titik sepanjang ruas jalan Trans Flores Labuan Bajo – Ruteng wilayah Kampung Melo, Desa Liang Dara. Titik-titik longsor kecil ini merupakan bekas longsoran besar pada bulan Maret 2019 lalu. Meski sudah mengalami perbaikan dengan menggunakan jaring pengaman dan bronjongan, longsor kecil masih sering terjadi di titik ini.
Longsoran kecil yang sama juga terjadi pada satu titik ruas jalan Trans Flores Labuan Bajo – Ruteng wilayah Kampung Culu, Desa Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling. Bahkan pada satu titik ditemukan sebuah tembok penahan jebol.
Kepala Desa Tondong Belang Fransiskus S Verdi menjelaskan, meskipun di daerahnya sering turun hujan, namun curah hujan tidak setinggi tahun 2019 lalu yang menyebabkan musibah tanah longsor di beberapa titik di Desa Tondong Belang. Memasuki musim hujan ini, Fransiskus mengingatkan warga untuk selalu waspada dan bersama sama menyampikan informasi terkait adanya potensi tanah longsor di wilayah Desa Tondong Belang.
“Kalau tentang kewaspadaan kita selalu sampaikan. Kita sudah trauma dengan kejadian kemarin (Maret 2019) itu. Atas pengalaman itu kita selalu waspada. Dan kami sebagai Pemerintah Desa selalu menyampaikan kepada masyarakat bahkan kita membentuk WhatsApp (WA) Grup bersama Kepala dusun dan RT untuk selalu memantau kondisi di wilayah masing – masing. Ketika terjadi tanda tanda pergerakan tanah atau longsor segera diinformasikan supaya kita bisa informasikan ke pihak BPBD atau tim Gugus Kabupaten. Itu yang kita lakukan selama ini,” jelas Fransiskus.
Lokasi rawan longsor kembali ditemukan di ruas jalan Simpang Langgo, tepatnya pada area Toto Ninu, jalur menuju Kampung Rangat, Desa Wae Lolos, Kecamatan Sano Nggoang. Kondisinya hampir sebagian badan jalan telah hilang akibat longsor tahun lalu, ruas jalan ini dikhawatirkan menjadi salah satu titik lokasi paling rawan kembali mengalami longsor.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kabupaten Manggarai Barat, Abdulah Nur melalui staf kedaruratan dan logistik, Hans Mboeik menjelaskan, dari hasil pantauan di lokasi, terdapat beberapa titik lokasi di wilayah Mbeliling dan Sano Nggoang memiliki potensi tanah longsor. Salah satu titik yang dikhawatirkan yakni ruas jalan menuju Kampung Rangat, Desa Wae Lolos.
“Kegiatan kita merespon laporan dari masyarakat terkait dengan beberapa titik longsor yang ada di wilayah Mbeliling dan Sano Nggoang. Sesuai instruksi dari pimpinan sebagai upaya pencegahan kita turun ke lokasi dan memang menemukan ada beberapa titik lokasi yang berpotensi rawan longsor. Contohnya seperti ini (ruas jalan menuju kampung Rangat, Desa Wae Lolos). Kalau intensitas hujannya (tinggi) seperti ini terus, mungkin berpotensi untuk longsor kembali. Kemungkinan besar aliran air hujan di badan jalan akan mengikis kembali jalan yang sudah diperlebar jni, ” ujar Hans.
Kepala Desa Wae Lolos, Gervinus Toni SPd menjelaskan, pada Maret 2019 lalu, kejadian tanah longsor terjadi pada titik tersebut dan mengakibatkan separuh badan jalan tergerus. Meski telah dilakukannya tindakan darurat oleh pemerintah Desa dan Camat Sano Nggoang serta sejumlah warga melalui bakti gotong royong agar jalan tersebut dapat dilalui kendaraan, namun volume longsoran yang sangat melebar dan dengan kondisi yang sangat curam cukup menyulitkan warga. Arus transportasi pada ruas jalan tersebut sedikit kembali normal setelah dibantu oleh alat berat milik Dinas PUPR Mabar.
Diketahui, akibat kondisi ruas jalan yang sempit, satu unit dum truck bermuatan tiang listrik pernah tergelincir di lokasi tersebut.
“Untuk melebarkan badan jalan ini sangat tidak mungkin karena kondisi bukit tersebut. Artinya kalau digali akan menimbulkan masalah baru. Satu-satunya cara adalah membangun tembok penahan yang permanen. Dan biaya untuk itu tidak bisa hanya mengandalkan Dana Desa. Lagipula status jalan itu adalah jalan kabupaten,” jelas Gervinus.
Gervinus mengapresiasi pantauan rutin BPBD Mabar di wilayah Desanya. Dia berharap pantauan tersebut mampu memperbaiki titik longsor di ruas jalan tersebut.
“Apalagi ruas jalan Cabang Langgo- Werang-Wae Sano merupakan jalan pariwisata menuju sejumlah destinasi wisata yang ada di Kecamatan Sano Nggoang,” tutupnya. (334)