Niat Mancing di Tanjung Naup, Warga Nusa Penida Hilang Ditelan Laut

polisi 333333
Petugas Polsek Nusa Penida saat menyusuri kawasan tebing hilangnya warga Desa Sakti, Nusa Penida, I Wayan Sutrisna, Kamis (5/10/2023) malam. (ist)

SEMARAPURA | patrolipost.com – Naas dialami seorang warga Desa Sakti, Nusa Penida, I Wayan Sutrisna (31). Wayan hilang setelah terjatuh dari tebing setinggi sekitar 20 meter. Sempat terdengar suara Sutrisna meminta tolong sesaat setelah terjatuh. Upaya pencarian sulit dilakukan, karena kondisi ombak besar di pinggir tebing.

Kejadian tersebut dibenarkan Kapolsek Nusa Penida, Kompol Ida Bagus Putra Sumerta Jumat ( 6/10/2023). Menurut Kompol Ida Bagus, peristiwa itu terjadi, Kamis (5/10/2023) sekitar pukul 18.00 Wita. Kejadian bermula saat I Wayan Sutrisna mengajak tiga orang temannya, I Nyoman Mulu (57), I Kadek Alit (27), dan I Kadek Putra Adnyana (28) mancing di spot baru yang disebutnya Pantai Tanjung Naup. Padahal sebelumnya mereka rencananya akan memancing di Pantai Andus.

“Korban I Wayan Sutrisna dan saksi Nyoman Mulu, Kadek Alit dan Kadek Putra Adnyana tiba di lokasi mancing Pantai Tanjung Naup sekitar pukul 19.00 Wita,” ungkap Kompo Ida Bagus.

Pantai Tanjung Naup ini kondisinya hampir sama dengan pantai lainya di wilayah Desa Bungamekar, yakni pesisirnya berada di bawah tebing curam. Sementara saat itu Wayan Sutrisna, Nyoman Mulu, dan Kadek Alit berada di atas tebing dengan ketinggian sekitar 20 meter.

“Sebelum mancing, korban dan saksi sempat beristirahat dan makan, sembari menyiapkan alat-alat pancing,” jelas Kompol I.B. Putra Sumerta.

Kemudian Wayan Sutrisna memulai untuk mancing dari pinggir tebing dalam kondisi gelap. Sementara Nyoman Mulu, Kadek Alit, dan Kadek Putra Adnyana memilih tetap beristirahat. Tidak berselang lama, ketiganya mendengar suara ombak yang sangat keras.

“Setelah mendengar ombak keras itu, ketiga saksi reflek mengarahkan senternya ke tempat korban sebelumnya mancing. Namun saat itu korban sudah tidak ada,” jelas Putra Sumerta.

I Nyoman Mulu, I Kadek Alit dan I Kadek Putra Adnyana berkali-kali memanggil Wayan Sutrisna. Namun sempat terdengar teriakan Wayan Sutrisna meminta tolong sebanyak 3 kali dari arah laut. Selanjutnya suara Sutrisna tidak terdengar lagi. Ketiganya tidak bisa berbuat banyak, karena kondisi ombak yang besar di bawah tebing.

Ketiganya lalu melapor ke kepolisian dan dilanjutkan dengan upaya pencarian oleh Tim SAR. Namun pada saat kejadian, kondisi gelap, ombak tinggi dan arus air laut kencang. Maka dari tim SAR memutuskan malam itu tidak melakukan upaya pencarian di laut karena mempertimbangkan keselamatan petugas.

“Malam kemarin kami langsung melakukan pencarian di pinggiran tebing-tebing, karena apabila melakukan pencarian di laut dengan keterbatasan jarak pandang tidak efektif,” terang Kepala Kantor SAR Denpasar, I Nyoman Sidakarya.

Upaya pencarian dilanjutkan Jumat (6/10/2023) pagi. Basarnas mengerahkan 1 unit RIB (Right Inflatable Boat), untuk penyisiran di perairan. Pencarian pertama tim SAR gabungan menggerakkan sebanyak 6 personel dari Pos SAR Nusa Penida, Pos TNI AL Nusa Penida dan BPBD.

“Kami melakukan perhitungan dari arah angin, kondisi arus dan gelombang untuk ploting area pencarian, dan fokus area pencarian seluas 4 Nm2, sementara penyisiran darat 2 KM,” terang I Nyoman Sidakarya.

Operasi SAR saat ini masih terkendala alun tinggi dan sudah beberapa kali dicoba memasuki area pencarian masih belum memungkinkan. Pada pukul 09.35 Wita tim SAR gabungan standby di Toyapakeh.

“Dengan menyesuaikan kondisi, maka tim darat diperkuat untuk pemantauan kemungkinan tanda-tanda terlihatnya korban,” pungkasnya. (855)

Pos terkait