BADUNG | patrolipost.com –Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia menilai potensi pasar Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) dari Tiongkok saat ini cukup tinggi. Pasalnya, jumlah penduduk Tiongkok yang didominasi kaum hawa memicu perusahaan kesehatan dan kecantikan semakin tumbuh pesat. Mengingat, karakteristik perempuan di Tiongkok sangat peduli terhadap kesehatan kulit, sehingga produk-produk kecantikan kian diminati.
Biasanya, perusahaan kesehatan dan kecantikan di negara itu setiap tahunnya akan memberi award dan reward kepada para mitra/membership yang dilakukan di luar negeri. Salah satunya adalah Meifute, sebuah perusahaan produk kesehatan dan kecantikan memboyong sekitar 600 orang karyawannya untuk melakukan MICE dan berwisata di Pulau Dewata selama 6 hari.
Director International Marketing of Great China Kemenparekraf RI, Vinsensius Jemadu saat Gala Dinner dengan ratusan wisatawan MICE dari Tiongkok di Grand Hyatt Nusa Dua, Badung, Minggu (8/12) mengatakan, jika dilihat selama 5-10 tahun terakhir, perusahaan-perusahaan Wellness dan kosmetik di Tiongkok tumbuh subur. Bahkan perusahaan pun memberikan apresiasi kepada karyawan dengan mengajak jalan-jalan ke luar negeri. “Karena kita mengejar quality yang punya spending besar dan lama tinggal yang lebih lama. Kita harapkan bentuk-bentuk MICE seperti ini yang lebih dikembangkan,” katanya.
Perusahaan ini dikatakannya membawa ratusan karyawannya ke Bali untuk MICE, tur ke sejumlah destinasi serta ingin mengetahui budaya Bali dan menginap 6 hari di hotel bintang lima di Nusa Dua. Hal tersebut menurutnya telah sesuai dengan target dari Kemenparekraf yang menyasar wisatawan berkualitas ke Indonesia dan Bali khususnya.
Vinsensius menyebutkan, rata-rata pengeluaran (spending) turis Tiongkok sekali datang ke Indonesia pada tahun 2017 yakni USD 1.019 untuk Leisure atau yang biasa, sedangkan wisatawan MICE USD 2.500. Lama tinggal wisatawan Tiongkok yang datang untuk liburan (Leisure) rata-rata 5 hari 4 malam, sedangkan MICE lebih panjang.
“Mengapa demikian? Karena yang terjadi saat wisatawan MICE itu datang. Katakanlah yang suaminya itu Meeting atau segala macam, istrinya melakukan kegiatan lain. Biasanya kelas untuk Middle Up (ekonomi menengah keatas) kalau MICE membawa keluarga dan perangkat golf. Selesai Meeting, mereka golf, spa dan lainnya. Inilah yang membuat Spending mereka besar,” beber Vinsensius.
Sementara itu CEO Meifute, Liu Chuan Wei mengaku memilih membawa karyawannya melakukan MICE di Pulau Dewata yang awalnya berencana mengambil venue/tempat di Thailand. “Bali merupakan salah satu destinasi terfavorit dipikiran warga Tiongkok. Tentu saja ini pilihannya. Ini pertama kali berkunjung ke Indonesia terutama Bali. Akhirnya pilih Bali karena dapat informasi Bali memiliki hotel yang bisa menampung MICE dengan peserta 600 orang,” ucapnya.
Kata dia, dalam setahun, perusahaan ini sebanyak 3 kali memberikan award dan reward kepada karyawannya yang mengambil tempat di luar negeri. Selanjutnya pihaknya akan memilih Bali dan merekomendasikan Bali kepada perusahaan lainnya untuk tujuan MICE.
Selama 6 hari di Bali, pihaknya mengunjungi sejumlah destinasi seperti Pulau Nusa Penida, Ubud dan lainnya. Budaya Bali menjadi salah satu hal yang menarik bagi rombongan turis Tiongkok ini.
Sumariyanto, GM Alexandra Tour yang menangani MICE dari Tiongkok menceritakan pihaknya berhasil menggaet perusahaan tersebut melakukan aktivitas Meeting dan wisata di Bali berawal dari promosi di Tiongkok beberapa waktu lalu. “Saat promosi di Tiongkok, kami menawarkan MICE kepada perusahaan tersebut. Awalnya perusahaan tersebut sudah merencanakannya di negara lain. Tapi kami sebagai travel yang sudah biasa mendatangkan MICE dari Tiongkok dengan peserta ratusan orang, kami memberikan penjelasan terkait fasilitas MICE yang ada di Bali dan objek-objek wisata yang bisa dikunjungi. Akhirnya perusahaan itu tertarik membawa karyawannya ke Bali,” tuturnya. (811)