Pada kesempatan ini, dia menyampaikan, bergesernya tren dunia bisnis dari konvensional ke digitalisasi juga terjadi pada bidang periklanan. Menurutnya, dunia usaha telah dikuasai penguasa-penguasa digital. Semua sektor telah terpapar digitalisasi. “Begitu kuatnya digitalisasi sehingga mau tidak mau kita pun harus masuk ke dalamnya,” ucap Tamba.
Diakui Tamba yang digadang-gadang maju di Pilkada 2020 Jembrana, kondisi periklanan di Bali belum sepenuhnya masuk dalam digitalisasi, meski beberapa di antaranya sudah mulai melirik. “Meskipun sudah ada yang melirik digitalisasi tapi kita di Bali belum sepenuhnya. Pasalnya menuju ke sana perlu infrastruktur yang mumpuni dan tidak murah,” tandasnya.
Di samping itu, yang paling penting adalah bagaimana mempersiapkan SDM agar bisa melakukan terobosan. “Perlu ada revolusi dalam digitalisasi dan itu hanya bisa dilakukan tenaga muda yang handal,” akunya. Apa yang disampaikan Tamba itu bentuk dukungan asosiasi kepada pemerintah dalam optimalisasi bisnis periklanan nasional, Bali khususnya. (arw)