WEETEBULA | patrolipost.com – Setiap perayaan HUT RI pasti ada kejadian aneh dan persis seperti kejadian pada HUT RI sebelumnya. Kejadian yang pernah viral sebelumnya terulang kembali entah terjadi secara kebetulan atau di-setting agar persis seperti yang terjadi sebelumnya.
Sama seperti halnya aksi Yohanes Ande Kalla Marcal (Joni) saat berumur 14 tahun memanjat tiang bendera pada 17 Agustus 2018 silam.
Aksi heroik Joni dalam upacara bendera di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, itu membuat namanya dikenal banyak orang. Aksi Joni merupakan inisiatif pribadi yang didukung dengan kemampuannya memanjat. Alhasil, berkat aksi heroik ini Joni pun bernasib baik.
Pada tahun 2025 ini, Joni sudah menjadi anggota TNI, salah satunya karena inisiatifnya memanjat tiang bendera agar Bendera merah putih terus berkibar di Kabupaten Belu yang berbatasan dengan Timor Leste.
Aksi itu kemudian muncul di berbagai daerah, seperti Wesli Radja Wadu, siswi SMA di Aimere dalam postingan akun facebook Kristian Umbu Paty yang memanjat tiang bendera.
Aksi heroik panjat tiang bendera saat HUT Ke-80 RI tahun 2025 juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Seperti Bocah SD bernama Raihan Diaz Rinawi nekat memanjat tiang demi bendera merah putih tetap berkibar saat upacara HUT Ke-80 RI di Lapangan Merpati, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Minggu (17/8/2025).
Selain itu, tangkapan layar video siswa SD di Nagan Raya, Aceh, nekat memanjat tiang bendera untuk memperbaiki tali yang putus, Minggu (17/8/2025).
Ada juga petugas pengibar Bendera Merah Putih saat memanjat tiang bendera membenarkan tali yang macet di halaman Balai Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jatim, Minggu (17/8/2025).
Terakhir, seorang pria panjat tiang bendera saat upacara HUT ke-80 RI di Lapangan Kecamatan Pakue, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (17/8/2025)
Menurut salah satu Netizen, saking banyaknya siswa/i yang mengikuti tren Joni yang beraksi memanjat tiang bendera, aksi heroik semacam itu menjadi bukan hal yang luar biasa lagi karena terkesan meniru aksi Joni. Selain itu, munculnya tiang bendera ‘bermasalah’ di sejumlah daerah terkesan sudah disetting sebelumnya.
Joni yang menjadi inisiator pertama kini bernasib baik, cita-citanya menjadi TNI terwujud meski sempat terhalang tinggi badan yang sebelumnya tidak memenuhi syarat. Terus apakah pemanjat tiang bendera lainnya akan bernasib sama?
Dengan semakin maraknya aksi heroik panjat tiang bendera pada moment HUT RI, bisa jadi aksi panjat tiang bendera akan menjadi ritual wajib pada peringatan HUT RI. Pada peringatan HUT RI berikutnya, usia NKRI semakin bertambah akan dibarengi jumlah pemanjat tiang bendera yang semakin bertambah. (pp04)