Pasca Mundurnya Made Subrata, PDIP Berat Memenangkan Pilkada Bangli

BANGLI | patrolipost.com – Pasca mundurnya I Made Subrata dari penjaringan calon wakil bupati lewat kendaraan PDIP, diprediksi perjuangan partai besutan Megawati Soekarno Putri untuk memenangkan Pilkada Bangli 2020 nanti akan semakin berat. Hal ini diungkapkan tokoh gaek PDIP Bangli Ngakan Kuta Parwata, Kamis (3/10).

Menurut Ngakan Made Kutha Parwata, dengan mundurnya Made Subrata, tentu perjuangan akan semakin berat. Pasalnya, Made Subrata yang nota bene adik Bupati Bangli I Made Gianyar adalah seorang kader PDIP yang sempat menduduki posisi sebagai Ketua Ranting Desa Bunutin.

“Tentu dengan kapasitasnya selaku ketua ranting sudah terjalin hubungan yang harmonis dengan beberapa tokoh masyarakat Kintamani. Setelah Made Subrata didaulat sebagai Kades Bunutin, banyak tokoh masyarakat justru mengikuti jejaknya sebagai Perbekel, sehingga sudah terjadi hubungan emosional antara Made Subrata dengan Perbekel lainya,” ujar mantan Ketua DPRD Bangli peroide (2014-2019) ini.

Tidak bisa dipungkiri kemenangan Paket Gianyar-Sedana Arta jilid 1 (Pilkada 2010- 2015) tidak lepas dari peran perbekel.
Lanjut Ngakan Kutha Parwata, melihat sosok Made Subrata dikenal supel, artinya mudah bergaul dengan berbagai kalangan. “Dengan siapa pun Made Subrata mudah bergaul tanpa melihat latar belakang orangnya,” ujar politisi asal Desa Bangbang, Kecamatan Tembuku ini.
Dia menilai perlu dilakukan rekonsolidasi, sebab realita yang berlangsung ada pengelompokan antar elit partai. Apalagi tidak bisa dipungkiri, hubungan antra Ketua DPC PDIP Bangli Sang Nyoman Sedana dengan Bupati Bangli I Made Gianyar kurang harmonis sehingga harus diperbaiki.
“Nah tugas ini ada ditangan kader-kader di atas DPC dan harus dilakukan sesegera mungkin,” tegasnya, seraya menambahkan kalau sampai dibiarkan tentu perjuangan akan lebih berat.

Ngakan Kutha Parwata tidak setuju dengan realita yang terjadi di PDIP saat ini yakni dengan pola demokrasi terpimpin. Artinya, untuk konsolidasi bukan berawal dari bawah grasroot, tapi kebijakan datang dari level tengah (DPC) sehingga ada kesan kader DPC punya massa sehingga seolah-olah pemimpin yang muncul dari atas (DPP).

“Realita ini tentu menghapus PDIP sebagai partai sandal jepit yang mana mengadopsi kepentingan arus bawah, dan jika sampai salah management PDIP akan habis,” jelasnya seraya mencontohkan hasil rapat DPC yang mengusung paket Sang Nyoman Sedana Arta dengan Wayan Diar.
Disinggung terkait ada tawaran bagi dirinya dari parpol luar PDIP untuk jadi calon dalam Pilkada nanti, Kutha Parwata mengaku sejauh ini memang belum ada, baru sebatas komunikasi perorangan. “Saya tentu masih melihat hasil survei kalau memang hasil survai bagus, tidak menutup kemungkinan ke arah itu,” jelas mantan Ketua DPC PDIP ini.

Sementara salah seorang kader PDIP sepaham dengan apa yang diungkapkan Ngakan Kutha Parwata, dimana perjuangan PDIP semakin berat. Selain dengan mundurnya I Made Subrata dalam penjaringan calon wakil bupati, juga masih banyak janji-janji dalam Pilgub tahun lalu belum terelisasi kepada masyarakat.

“Tidak jadi jaminan raihan Pileg dijadikan tolak ukur, beda kalau Pileg yang diperjuangkan adalah diri sendiri yang sudah barang tentu kerja ekstra keras. Sementara dalam Pilkada tentu perjuanganya tidak segencar Pileg,” ujar Kader asal Kota Bangli ini. (750)

Pos terkait