PDAM  Bangli Siap Fasilitasi Pemungutan Retribusi Sampah

dirut pdam
Direktur Perumda Air Minum Tirta Danu Arta Bangli Dewa Gede Ratno Suparso Mesi. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Pihak Perumda Air Minum Tirta Danu Arta (PDAM) Bangli menyatakan kesiapannya bekerjasama dalam pemungutan retribusi sampah. Namun demikian perlu dilakukan pembahasan agar dapat mencari formula yang tepat dalam kerjasama ini.

Hal tersebut diutarakan Direktur Perumda Air Minum Tirta Danu Arta Bnagli, Dewa Gede Ratno Suparso Mesi, Selasa (20/8/2024).

Bacaan Lainnya

Menurut Direktur yang akrab dipanggil Dewa Rono ini dalam proses pembayaran rekening air hampir sebagian besar pelanggan membayar via online. Berhubung ada wacana pembayaran retribusi sampah wajib dibayar bersamaan dengan pembayaran air minum, maka tentu harus dicarikan formulasi yang tepat.

“Kami sejatinya siap mengakomodir rencana tersebut dan kami siap jalin koordinasi/kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup,” ujar Dewa Rono, Selasa (20/8/2024).

Salah satu yang patut diperdalam sebelum rencana tersebut dijalankan yakni masalah cakupan wilayah yang mendapat layanan pengangkutan sampah dari DLH. Hal ini penting untuk menghindari konplin dari masyarakat. Semisal wilayah A tidak mendapat pelayanan, namun dikenakan retribusi sampah tentu hal ini bisa mengundang konplin masyarakat.

”Data wajib retrubisi sampah harus jelas dan akurat sehingga yang dikenakan retribusi bagi  mereka yang mendapat pelayanan,” ungkap direktur asal Banjar /Kelurahan Kawan Bangli ini.

Selain masalah data wajib retribusi juga berkaitan dengan pola pungutan yang dilakukan secara manual, apakah nantinya DLH akan menempatkan petugasnya dan juga terkait kesiapan sarana prasarananya.

Di sisi lain salah satu Kepala Lingkungan mengaku memang sempat dilakukan rapat membahas pungutan retribusi sampah. Kaling yang enggan disebut namanya ini menilai lebih tepat pemungutan retribusi sampah bersamaan dengan pembayaran air minum. Jika pemungutan rertribusi melibatkan Kaling ada kesan ewuh pakewuh sehingga pemungutan tidak bisa optimal.

“Jika kami saklek tentu kami berbenturan dengan krama sendiri, jika kerjasama dengan PDAM tentu pemungutan retrubusi hasilnya lebih optimal,” ujarnya. (750)

Pos terkait