LABUAN BAJO | patrolipost.com – Pelari asal NTT, Afriana Paijo mengapresiasi gelaran IFG Labuan Bajo Marathon 2024 yang mampu menghadirkan event lomba lari yang menantang sekaligus menjadi ajang melahirkan bibit unggul pada cabang olahraga atletik di NTT.
Dalam gelaran IFG LBM 2024, Afriana meraih podium pertama untuk kategori Half Marathon Nasional Putri dengan catatan waktu 1 jam 38 menit 32 detik. Afriana mengungguli Elmi Rahmiyati yang meraih podium kedua dengan catatan waktu 1 jam 53 menit 10 detik dan Maria Magdalena Funan Sapu yang meraih podium ketiga dengan catatan waktu 2 jam 12 menit 13 detik.
Ditemui usai lomba, Afriana menyebut telah mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti IFG LBM 2024. Selain karena sudah familiar dengan kondisi topografi khas daerah daerah di NTT yang relatif sama, keikutsertaannya pada IFG LBM 2024 merupakan kali ketiga atau selalu berpartisipasi dalam gelaran IFG Marathon yang mulai digelar tahun 2022 lalu.
“Tantangannya gila, rutenya gila tapi saya sudah tidak kaget karena waktu pertamakali IFG itu saya kan sudah pernah dan rutenya sama, tahun kemarin (2023) itu rutenya beda terus tahun ini sama rutenya dengan tahun pertama. Makanya saya sudah siap,” sebut Afriana, Sabtu (9/11/2024).
Pelaksanaan IFG LBM 2024 menurut Afriana sudah dilakukan dengan sangat baik, adapun hal yang perlu ditingkatkan adalah pengawalan Marshal kepada potensi winner yang tidak konsisten dilakukan.
“Tadi saya itu dikawal tapi pengawalannya putus – putus, dalam arti dia habis ngikut saya di kilometer satu dan dua, dia pindah ke winner yang kedua lagi. Artinya tidak konsisten harusnya dari start sampai finish itu harus dikawal terus karena kita menghindari contoh kecelakaan atau lainnya. Terus kalau misalkan ada pelari yang harus potong jalan, mereka juga bisa punya kesaksian, artinya punya bukti begitu,” sebutnya.
Selain itu, Afriana juga mengapresiasi IFG LBM 2024 memberikan ruang bagi pelajar sekolah untuk mengembangkan potensi pada cabang olahraga atletik.
“Harapan saya yah terus dibuat event lari biar kita bisa melihat bibit – bibit yang muncul terus kita ambil. Istilahnya dibuat central (pusat pelatihan) gitu, jadi kalau sudah di central begitu, bisa kita ngelatih dan dikirim ke event nasional. Kalau misalnya bagus, kan bisa ke event internasional juga,” ujar wanita yang telah fokus pada cabang olahraga atletik sejak tahun 2006 silam.
Afriana berharap gelaran IFG LBM yang sudah menjadi event tahunan ini juga dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi NTT dalam meningkatkan dan mengembangkan potensi bibit bibit pelari di NTT. Saat ini, Afriana menilai Pemerintah provinsi NTT kurang memperhatikan cabor atletik sehingga menyebabkan terjadinya penurunan jumlah atlet.
“Atlet kita banyak tapi kurang perhatian dari pemerintah sehingga kalau untuk cabor atletik itu memang menurun karena kurang perhatian dari pemerintah. Menurunnya sejak 4 tahun terkahir, waktu PON Jabar itu kalau nggak salah sudah mulai turun. Dengan adanya kegiatan seperti ini kita bisa melihat bibit yang muncul dan kalau sudah lihat jangan didiamkan tapi diambil dan dipoles lagi. Artinya dikasih latihan yang lebih lagi,” sarannya.
Selain itu, meski dirasa sangat bagus, namun hadirnya program O2SN sebagai upaya pengembangan dan pemantauan calon calon atlet berprestasi belum dilakukan secara maksimal.
“Kalau pembinaan di sekolah secara kasat mata saya merasa kalau misalnya ada lomba kayak O2SN baru mereka panggil ke sekolah sekolah. Nah itu yang kurang baik artinya mereka tidak siap diri dengan baik,” sebutnya.
Untuk itu Afriana juga mengapresiasi program coaching clinic yang dilakukan IFG kepada para pelajar sekolah dalam mengembangkan potensi dan bakat dalam bidang atletik. Menurut pelari yang memperkuat tim Atletik PON NTT 2024 ini, adanya program coaching clinic dapat menambah wawasan para pelajar tentang cabor atletik serta memiliki niat yang konsisten untuk mengembangkan bakat dalam dunia atletik.
“Harapan saya mereka terus semangat dalam berlatih. Intinya itu ada niat dan kemauan walaupun kita semangat tapi niat kita nggk ada percuma dan jangan putus asa tetap semangat dan jangan menyerah,” sebutnya. (334)