Pemkab Jembrana Serahkan Santunan kepada Keluarga 2 Remaja Hanyut di Tukad Gelar

15 santunan(3)
Pjs Bupati Sukra Negara saat menyerahkan santunan duka cita kepada keluarga korban meninggal dunia hanyut di Tukad Gelar. (ist)

NEGARA | patrolipost.com – Pemkab Jembrana menyerahkan santunan kepada keluarga 2 remaja yang tewas setelah hanyut di objek wisata Tukad Gelar pada 20 September 2024 lalu. Para pengelola objek wisata diminta agar memperhatikan keselamatan pengunjung sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi.

Imbauan itu disampaikan Pjs Bupati Jembrana I Ketut Sukra Negara saat menyerahkan santunan kepada keluarga korban, Sabtu (26/10/2024). Sukra Negara mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat akan mandi ke sungai. Terlebih situasi cuaca ekstrem seperti belakangan ini.

Bacaan Lainnya

“Saya harap tidak ada lagi kejadian seperti ini. Kalau memang cuaca tidak mendukung, apalagi situasi sekitar sepi, lebih baik ditunda,” harapnya.

Sementara itu Kepala BPBD Kabupaten Jembrna I Putu Agus Artana Putra menyatakan akan memasang program pelatihan bagi Pokdarwis dengan narasumber dari Basarnas.

“Paling tidak SDM nya kita latih dulu biar ngerti bagaimana menyelamatkan orang dalam kondisi apapun di lapangan. Jangan sampai hanya membuka objek wisata, akan tetapi disatu sisi pengamanannya tidak ada. Ini termasuk juga yang di pantai,” tegasnya.

Sebelumnya pihak desa setempat juga telah menyatakan meningkatkan kewaspadaan. Perbekel Batuagung I Nyoman Sudarma, Rabu (2/10) mengimbau kepada masyarakat Jembrana yang akan datang ke Objek Wisata Tukad Gelar di Banjar Palungan Batu agar untuk sementara tidak mandi. Terlebih menurutnya cuaca akhir-akhir ini tidak menentu dan hujan deras kerap mengguyur wilayahnya yang terletak di hulu.

Ia mengaku tidak ingin musibah serupa terjadi kembali di wilayahnya. Dikatakannya ketika musim penghujan seperti saat ini, air sungai dari hutan kerap meluap secara tiba-tba.

“Selama cuaca masih musim penghujan kami menyarankan agar masyarakat yang datang untuk sementara tidak mandi ke sungai, karena debit air sungai bisa tiba-tiba meluap. Tidak menutup kemungkinan saat hujan di hutan air akan kembali membesar,” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan warga sekitar wilayah Wisata Tukad Gelar sempat dihebohkan dengan penemuan sepeda motor misterius pada Senin (30/9) petang. Saat itu sempat hujan deras dan air sungai meluap dan pemilik motor tersebut tidak ada di tempat. Warga pun sudah menduga pemilik sepeda motor tersebut hanyut. Kelian Banjar Palunganbatu I Made Pernama mengatakan sepeda motor tersebut pertama kali diketahui oleh para pemuda.

“Mereka saat itu melihat ada sepedamotor Honda Beat warna merah yang terparkir di objek wisata tanpa pemilik,” ujarnya.

Ia mengungkapkan pada Senin lalu hujan cukup deras mulai pukul 13.00 Wita dan air Sungai Gelar mulai meluap sekira pukul 14.00 Wita.

“Saat pengunjung sudah sepi, tukang parkir sekira pukul 15.00 Wita sudah pulang. Karena minim saksi warga tidak megetahui kapan kedua remaja itu tiba,” terangnya.

Informasi penemuan sepeda motor tanpa tuan tersebut menyebar hingga ke pemiliknya, Marjuan asal Desa Pengambengan, Negara. Ia mendapat informasi keponakannya pada Senin siang berkunjung ke Objek Wisata Tukad Gelar bersama temannya.

“Saya mendapatkan informasi dari teman keponakan saya sekitar pukul 19.30 Wita. keponakan saya tadi siang sekira pukul 13.00 Wita dijemput oleh temannya diajak ke luar,” ujarnya.

Kejadian ini dilaporkan ke pihak Kepolisian oleh keluarga korban. “Tadi orangtuanya sudah melapor ke Polres Jembrana. Sekarang kita hanya berharap ada kepastian keberadaan keponakan saya,” ungkapnya.

Pihak keluarga bersama warga dan aparat mendatangi lokasi untuk mencari keberadaan korban. Saat diperiksa oleh petugas, di jok motor tersebut ditemukan hanphone milik korban. Aparat langsung melakukan pengamanan di lokasi.

Pencarian Selasa (1/10) dini hari akhirnya membuahkan hasil. Salah seorang warga yang menemukan korban yang juga Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gelar Wayan Wisada mengatakan  ia bersama warga yang terbagi menjadi 3 kelompok untuk melakukan pencarian korban di salah satu titik sungai yang memang dikatakan rawan.

“Kemarin malam kami 5 kelompok dibantu oleh anggota Basarnas dan BPBD Jembrana,” ungkapnya.

Korban pertama yang ditemukan berinisial DAH (14). Jenazah korban ditemukan pada alur Tukad Gelar yakni beberapa kilometer di Selatan Jembatan Merah. Korban ditemukan tenggelam.

“Kami menemukan korban pertama di sungai yang diberi nama Tibu Kiang Jegu, tepatnya di sebelah Timur villa di Gelar sekira pukul 00.20 Wita. Korban ditemukan di dalam air dan kakinya nyangkut di ranting pohon yang hanyut,” terangnya.

Sementara korban kedua berinisial RFZ (13) ditemukan pukul 08.30 Wita di sekitar objek wisata Batu Perahu. “Korban saat ditemukan berada di bawah kayu yang hanyut terbawa air bah dari hutan. Saat ditemukan cuma kelihatan kakinya saja,” jelasnya

Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana Dewa Putu Hendri Gunawan saat itu mengatakan setelah dilakukan pencarian, korban yang dikabarkan hanyut Senin sore sudah semua ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

“Korban pertama ditemukan di sebelah Timur sebuah vila sekira pukul 00,20 Wita dan yang kedua ditemukan pada pukul 09.00 Wita di Selatan kurang lebih 3 kilometer dari lokasi sepeda motor korban diparkir,” ujarnya. (571)

Pos terkait