Pemuda Boyolali Ini Sukses Tekuni Bisnis Produksi Gamelan

lilil2
Lilik Dwi Fajar Riyanto dan alat musik gamelan yang diproduksi. (ist)

BOYOLALI | patrolipost.com – Gamelan merupakan alat musik tradisional warisan luluhur. Seiring perkembangan zaman, musik gamelan kurang diminati oleh masyarakat. Untuk itu, Lilik Dwi Fajar Riyanto pemuda asal Boyolali gigih memperjuangakan kelestarian jenis musik tradisional gamelan.

Berawal ikut kerja dengan orangtua angkat yang merupakan seorang perajin gamelan, Lilik Dwi Fajar Riyanto (32) mendulang kesuksesan dalam bidang kewirausahaan dan pelestarian alat musik tradisional gamelan. Di usianya yang relatif muda, pria ini sukses membangun usaha produksi gamelan yang ia rintis sejak 2018.

“Sejak 2018 ketika orangtua angkat saya tidak ada saya merasa sayang jika ilmu ini berhenti sampai saat itu saja. Akirnya sejak 2018 akhir mulai merintis usaha sendiri,” jelas pemilik usaha Gamelan, Lilik Dwi Fajar Riyanto, Senin (23/10/2023).

Dengan kegigihan yang ia tekuni, Fajar berhasil memproduksi jenis gamelan berbahan besi, kuningan dan perunggu. Sesuai dengan instrumennya gamelan yang diproduksi meliputi Gong Kempul, Gong Suwuk, Gong Laras Nem, Bonang Barung, Bonang Penerus, Kenong, Kethuk Kempyang, Slenthem, Gender, Demung, Saron, Peking, Gambang, dan Suling.

Bahan gamelan  plat besi, plat kuningan dan perunggu didatangkan dari pemasok, ada juga dari Tumang Boyolali dan untuk perunggu kata Fajar sudah ada penyuplai khusus. Waktu proses pembuatan kata Fajar juga sangat bervariasi tergantung dari bahan gamelan itu sendiri.

“Proses pembuatan gamelan besi 1 set memakan waktu maksimal 1 bulan. Kuningan 1,5 bulan dan perunggu 1 set menghabiskan waktu 2 bulan,” jelasnya.

Pemasaran untuk usaha produksi gamelan yang ia jalankan selain memenuhi kebutuhan dinas-dinas pemerintah seperti dinas pendidikan dan perseorangan,  juga telah merambah konsumen mancanegara, antara lain Malaysia, Singapura, Jepang dan New Zealand.

Di balik kesuksesan Fajar dalam usahanya memproduksi gamelan, yang bisa menghasilkan omset 12 hingga 15 set dalam setahun, 8 orang diberdayakan sebagai karyawan pokok untuk SDM. Akan tetapi pada saat musim pengadaan proyek atau over pekerjaan, Fajar akan memberdayakan pekerja hingga puluhan orang.

“Yang kami rekrut adalah anak-anak muda dengan lulusan sekolah tidak terlalu tinggi, sehingga kita sambil memberikan ilmu kerajinan untuk mereka,” ungkapnya.

Sementara itu, alasan Fajar menekuni usaha produksi gamelan menurutnya di era modern alat musik tradisional tidak boleh dilupakan. Gamelan harus tetap dilestarikan karena merupakan warisan budaya leluhur.

“Ibaratnya begini, kalau misal negara tetangga yang ngeklaim kesenian kita, kita hanya bisa demo dan sebagainya. Akan tetapi pada implementasinya kita tidak ada upaya untuk melestarikan. Dari situlah saya sadar bagaimana pentingnya melestarikan kesenian atau alat musik tradisional,” kata Fajar.

Ia berharap alat musik tradisional seperti gamelan akan terus maju dan berinovasi dan dijaga kelestariannya oleh semua kalangan.

Atas kegigihannya dalam membangun usaha dan melestarikan alat musik tradisional, Lilik Dwi Fajar Riyanto menerima SATU Indonesia Award 2021 dari Astra, bidang kewirausahaan dengan judul kegiatan Pemuda Pelestari Alat Musik Gamelan di Boyolali. (pp03)

Pos terkait