NEGARA | patrolipost.com – Warga Desa Yehembang Kecamatan Mendoyo, Rabu (30/10/2024) malam dihebohkan oleh ulah seorang pemuda yang mengamuk dan menganiaya ibu kandungnya. Pria yang diduga depresi ini memang kerap bertindak diluar kendali, dan malam itu juga melempari rumah warga.
Kejadian tersebut sempat membuat khawatir warga sekitar. Karena pelaku susah untuk ditenangkan, kejadian ini dilaporkan oleh perangkat desa setempat ke Satpol PP Kabupaten Jembrana. Sejumlah personel Satpol PP dikerahkan ke lokasi untuk mengamankan pemuda tersebut. Berbagai upaya dilakukan petugas bersama warga untuk mengamankannya.
Setelah berhasil diamankan, pemuda berinisial BP (33) tersebut langsung digiring ke UGD RSU Negara untuk mendapatkan penanganan medis.
Kepala Satpol PP Jembrana I Made Leo Agus Jaya Kamis (31/10/2024) mengatakan pemuda yang diduga mengalami gangguan jiwa tersebut memang kerap berulah hingga meresahkan warga. Kondisi ini diduga lantaran pemuda ini mengalami depresi.
Tidak hanya kali ini saja pemuda ini berbuat onar. Menurutnya berdasarkan informasi masyarakat sekitar tempat tinggalnya, pemuda ini mulai mengalami perubahan perilaku sejak kehilangan pekerjaan sejak tahun 2017. Dikatakannya dua tahun lalu, pemuda ini juga dilaporkan sempat mencoba membakar rumah. Aksi nekatnya tersebut saat itu berhasil digagalkan oleh warga sekitarnya.
Pihaknya menyebut ulah pemuda ini menimbulkan keresahan. “Kami sudah sering dapat laporan terkait perilakunya yang meresahkan warga. Kemarin sekitar pukul 21.30 Wita kembali berulah mengganggu ketertiban masyarakat. Tindakannya semakin membahayakan, sehingga kami harus segera bertindak. Perubahan perilaku ini memang membuatnya sering bertindak di luar kendali,” ungkapnya.
Pihaknya kini menyatakan akan berkoodinasi dengan instansi terkait untuk penanganan pemuda yang meresahkan tersebut. Menurutnya diperlukan penanganan lebih lanjut.
“Kami tengah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menentukan langkah selanjutnya, apakah BP akan dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Bangli atau mendapatkan penanganan yang lebih intensif di daerah,” tandasnya. (571)