Pemudik Padati Gilimanuk, Pelayaran Waspadai Anomali Cuaca

NEGARA | patrolipost.com – Gelombang pemudik menuju Pulau Jawa melalui Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk  mulai meningkat sejak Kamis (30/5). Instansi terkait siaga mengantisipasi adanya gangguan pelayaran diakibatkan anomali cuaca yang sewaktu-waktu terjadi di perairan Selat Bali.

Berbagai upaya dilakukan untuk mengamankan arus mudik Lebaran 2019 ini. Selain di jalur darat, antisipasi juga dilakukan di jalur laut di Selat Bali yang menjadi jalur utama arus mudik Jawa-Bali. Selain menyiagakan personel di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk, instansi terkait juga melaksanakan pemantauan di perairan. Sejumlah armada kini dikerahkan untuk patroli laut di jalur pelayaran Jawa-Bali oleh petugas gabungan dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) dan Satpol Air Polres Jembrana.

Seperti patroli laut yang dilakukan Kamis (30/5) kemarin, puluhan personel BNPP dan Satpol Air Polres Jembrana dikerahkan untuk memonitor aktiftas penyeberangan di jalur lintasan kapal. Selain armada speedboat patroli kepolisian, juga dioperasikan satu unit jet ski, dua unit rib dari Pos Pencarian dan Pertolongan (PP) Jembrana.

Kordinator Pos PP Jembrana, I Komang Sudiarsa dikonfirmasi mengatakan pihaknya rutin menggelar patroli laut ini. “Kami tetap mengantisipasi kecelakaan lalu lintas pelayaran,” ujarnya.

Sudiarsa mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan instansi terkait yang terlibat dalam Pengamanan Mudik Lebaran seperti dari Satpol Air, TNI AL dan Sayhbandar, terlebih dengan adanya peningkatan arus pemudik yang menggunakan jalur darat dan akses penyeberangan.
“Kami sudah rapat dan seluruh potensi SAR memperkuat kapasitasnya dan apabila terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan, seluruh potensi sudah siap melaksanakan pelayanan jasa SAR,” ungkapnya.

Cuaca yang tidak menentu (anomali) ini menurut Sudiarsa, sangat riskan bagi pelayaran kapal. “Anomali cuaca di Selat Bali memang susah ditebak, untuk perkiraan sementara memang ada angin kencang dengan kecepatan sampai 40 km perjam. Jadi ini sangat riskan bagi pelayaran di lintas Ketapang-Gilimanuk,” paparnya.

Bahkan menurutnya alur yang terdapat di Gilimanuk ini cukup dangkal, sehingga sering terjadi kapal kandas. “Tapi kami sudah siap dan antisipasi semua kemungkinan. Kita antisipasi alur penyeberangan,” jelasnya.

Sementara Kasatlantas Polres Jembrana AKP Yoga Widiatmoko mengatakan, kepadatan pemudik mulai terjadi Rabu (29/5) malam. Bahkan hingga Kamis pagi pemudik dengan sepeda motor memadati tenda yang didirikan di jalur menuju pintu masuk Pelabuhan. “Padatnya mulai malam hari hingga pagi. Siang sampai sore lancar,” ujarnya.

Begitupula GM PT ASDP Indonesia Fery Cabang Ketapang-Gilimanuk Fahmi Alweni menyatakan, pelabuhan mulai ramai pukul 18.00 Wita hingga pukul 19.00 Wita.

Data penyeberangan Mudik 2019, pada H-7 Lebaran, Rabu (29/5) pukul 08.00 Wita hingga Kamis (30/5) pukul 08.00 Wita, dari 56 kapal yang dioperasikan baru 33 kapal dengan 264 trip. Sama seperti Tahun 2018 lalu, penyeberangan Jawa-Bali pada arus mudik tahun ini juga akan dibantu dengan armada kapal berkapasitas jumbo untuk mencegah penumpukan penumpang.

“Kami juga menambah loket di dua sisi Ketapang maupun Gilimanuk. Akan ada penambahan kapal besar besok didatangkan. Kapal Drajat Paciran dari Lamongan,” tandasnya. (pam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *