Pentas Gong Kebyar Serangkaian HUT ke-254 Kota Gianyar, Masyarakat Tumpah Ruah Padati Alun-Alun

kominfo 1aaaaa
Ribuan masyarakat Gianyar terpukau menyaksikan pementasan Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta Banjar Kawan Tampaksiring di Open Stage Balai Budaya Gianyar, Senin (14/4). (kominfo)

GIANYAR | patrolipost.com – Ribuan masyarakat Gianyar terpukau menyaksikan pementasan Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta Banjar Kawan Tampaksiring bersama Komunitas Seni Sundaram Banjar Kutuh Sayan Ubud di Open Stage Balai Budaya Gianyar, Senin (14/4).

Selain memeriahkan HUT Kabupaten Gianyar, ini menjadi ajang pemanasan sebelum pentas pada Pesta Kesenian Bali (PKB) sebagai perwakilan Duta Kabupaten Gianyar.

Pentas Gong Kebyar Dewasa diawali dengan penampilan Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta melalui Tabuh Raksata Raksita, tabuh ini dapat diartikan sebagai kebenaran yang dilindungi dan dijaga. Dalam karya ini mengandung pesan bahwa seni perlu dilindungi dan dijaga, sesuai dengan semboyan Kabupaten Gianyar. Karya ini dibuat oleh Alm. I Ketut Dibya Guna yang tercipta tahun 1978 dan dipentaskan pertama kali di PKB 48 tahun silam.

Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta juga menampilkan Tari Baris Tamiang, secara umum menurut Babad Bali, tari baris merupakan tarian pasukan perang. Tari Baris Tamiang salah satu contoh tari baris sakral yang dipentaskan pada saat upacara-upacara besar yang ada di wilayah Tampaksiring.

Terakhir Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta menampilkan, Tabuh Kreasi “Jagra Kasturi” yang diciptakan pada tahun 1974 oleh Alm I Ketut Dibya Guna untuk misi kesenian ke Osaka Jepang.

Selanjutnya penampilan Komunitas Seni Sundaram mengawali dengan mementaskan Tabuh Lelambatan Cempaka Puyung, karya ini terinspirasi dari keberadaan pohon cempaka, tempat berlangsungnya proses pelatihan garapan ini. Pohon cempaka tersebut memiliki keunikan batangnya kosong di bagian tengah, namun tumbuh rimbun dan tetap berbunga harum sepanjang musim. Pohon cempaka dalam pandangan masyarakat juga dipercaya menjadi media penghubung antara alam nyata dan alam roh-roh leluhur. Seketika penonton diajak menikmati alunan gamelan melalui getaran kehidupan yang terlahir dari ruang hening menuju harmoni abadi.

Komunitas Seni Sundaram juga menampilkan Tari Kreasi Kebyar Dangklung, Kebyar Dangklung sendiri lahir dari semangat dan kekaguman akan eksistensi kesenian rakyat di tengah perkembangan jaman. Tarian ini terinspirasi dari kesenian Angklung Kocok yang tumbuh dan lestari di Banjar Kutuh, Sayan Ubud yang telah hidup sejak tahun 1930-an.

Terakhir Komunitas Seni Sundaram mempersembahkan Fragmentari Tuan Sayan, menceritakan persahabatan antara Colin Mcphee seorang composer asal Amerika yang dikenal oleh warga sekitar dengan sebutan Tuan Sayan, menjalin persabatan dengan pemuda Bali berbakat dengan nama I Sampih. Dimana kabar duka menyelimuti pertemuan mereka berdua, I Sampih mendapatkan musibah pada saat pulang ke Bongkasa, dimana sepeda motor dirampas dan jasadnya dibuang ke aliran sungai.

Karya fragmentari ini mengisahkan peristiwa, memori, dan penghormatan, terhadap I Sampih, Tuan Sayan, dan semangat seni yang menyatukan dua dunia. (kominfo)

 

Pos terkait