Perawat Indonesia Terkenal Sabar, Arab Saudi dan BP2MI Tandatangani Perjanjian Penempatan Nakes

perawat1
BP2MI dan Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi menanfatangani Perjanjian Pelaksanaan tentang Penempatan Tenaga Kesehatan Indonesia di Kerajaan Arab Saudi. (maha)

MANGUPURA | patrolipost.com – Kesabaran perawat Indonesia menjadi ciri khas dan terkenal di beberapa negara. Tak heran beberapa negara di dunia membutuhkan dan meminta perawat Indonesia untuk diperkerjakan di rumah sakit.

Untuk itu, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia  Indonesia (BP2MI) bersama the Deputyship of Human Resources Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi melakukan Penandatanganan Perjanjian Pelaksanaan tentang Penempatan Tenaga Kesehatan Indonesia di Kerajaan Arab Saudi. Penadatanganan MoU dilaksanakan di Trans Resort  Bali Denpasar, Jumat (1/9/2023).

Bacaan Lainnya

Sekretaris Utama BP2MI, Rinardi menyatakan, Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi mempunyai pandangan yang sama bahwa kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan pelindungan Tenaga Kesehatan Indonesia di Kerajaan Arab Saudi

“Dengan membangun mekanisme rekrutmen dan penempatan yang aman, tertib, dan teratur berdasarkan prinsip saling menguntungkan, saling menghormati, dan adil, bermartabat, dan transparan melalui Program Government to Government (G to G),” ujar Rinardi

Rinardi mengatakan, penandatanganan perjanjian kerjasama pelaksana penempatan tenaga kesehatan Indonesia di Kerajaan Arab Saudi, ini merupakan tonggak penting dalam sejarah perjalanan menciptakan kerja sama ketenagakerjaan yang lebih luas bagi Indonesia dan Arab Saudi di bidang kesehatan.

“Kerja sama ini juga merupakan wujud komitmen kedua negara untuk menghadirkan pelindungan maksimal dalam penempatan Tenaga Kesehatan Indonesia ke Kerajaan Arab Saudi. Ini merupakan bukti kekuatan kolaborasi internasional,” ujarnya.

Rinardi menambahkan, tujuan utama penandatanganan ini untuk memperkuat penempatan dan perlindungan Tenaga Kesehatan Indonesia di Kerajaan Arab Saudi melalui Program Pemerintah, meningkatkan pelayanan pasien, dan berkontribusi pada kesejahteraan. Untuk mencapai tujuan ini, lanjut Sestama BP2MI, bahwa kedua Pemerintah menyepakati hal-hal sebagai berikut.

Pertama, menegaskan kembali komitmen bersama bahwa Program G to G  akan menjadi satu-satunya mekanisme yang diakui oleh kedua pemerintah untuk perekrutan dan penempatan Tenaga Kesehatan Indonesia di Kerajaan Arab Saudi dalam dua kategori pekerjaan sebagaimana disepakati dalam Pengaturan Pelaksanaan.

Kedua, berkomitmen untuk melakukan pertemuan rutin guna memantau dan mengevaluasi pelaksanaan peraturan dan untuk mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi Tenaga Kesehatan Indonesia di Arab Saudi seperti permasalahan kualifikasi pekerjaan, jam kerja, tes prometrik dan hal-hal yang terkait lainnya yang menjadi perhatian bersama.

Ketiga, mengakui  pentingnya kontrak kerja sebagai dasar hukum Tenaga Kesehatan Indonesia bekerja di Arab Saudi dan berkomitmen untuk melibatkan pemangku kepentingan terkait di negara masing-masing untuk pelaksanaan Peraturan Pelaksanaan ini.

Dirjen Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan Arianti Anaya mengatakan dengan adanya penandatanganan perjanjian pelaksanaan tentang Penempatan Tenaga Kesehatan Indonesia di Kerajaan Arab Saudi ini, aspek pelindungan terhadap tenaga kerja menjadi lebih di perhatikan mulai dari jam kerja, gaji dan hak-hak lainnya.

“Perjanjian kerjasama akan berjalan  sesuai dengan kesepakatan dan akan terus kita review. Arab Saudi telah meminta sekitar 1000 tenaga kerja kesehatan yang akan ditempatkan di berbagai rumah sakit di Arab Saudi. Ini kita akan penuhi permintaan tersebut. Pasar kerja untuk tenaga kesehatan di Arab Saudi besar sekali.  Dan saat ini sebagian di sisi oleh tanaga kerja dari Philipina,” ujar Arianti Anaya.

Arianti menambahkan, tak hanya Saudi Arabia, tetapi negara-negara lain seperti, Jerman, Jepang, Belanda, Kuwait juga meminta 1.000 perawat Indonesia yang akan ditempatkan di Rumah Sakit.

“Kita hanya bisa memenuhi 10 persennya. Jadi kita mesti kerja keras karena kita gak mau peluang itu kemudian diisi oleh negara lain. Harusnya kita bisa mengisi karena kita punya keunggulan,” kata Arianti.

Untuk memenuhi jumlah dan kualitas perawat Indonesia yang berstandar Internasional, Kementerian Kesehatan membuka Poltekes untuk kelas Perawat Internasional yang tersebar di beberapa Provinsi di Indonesia.

Poltekes kelas Perawat Internasional menerapkan modeling kelas internasional dan Bahasa Inggris, Belanda, Jepang dengan penjurusan sejak awal semester pertama.

“Mudah-mudahan dengan ini makin banyak perawat kita yang bisa dikirim ke luar negeri dan saat kembali mereka bisa transfer knowledge sehingga perawat-perawat kita bisa bertaraf internasional,” ucapnya. (pp03)

Pos terkait