Pertemuan Trump-Putin, Potret Keakraban Pemimpin Adidaya yang Sebelumnya Saling Mengancam

trump2
Moment keakraban Trump dan Putin saat pertemuan di Alaska. (ist)

ANCHORAGE | patrolipost.com –  Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang berlangsung akrab pada Jumat (15/8/2025) di Anchorage, Alaska, AS menggambarkan bahwa tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan dengan bertemu dan berbicara empat mata. Hal ini mengingat bahwa kedua negara, AS maupun Rusia menjadi dua negara terkuat di dunia yang selalu bersaing dalam hal apapun, bahkan di mata dunia kedua negara tersebut memperlihatkan bingkai permusuhan.

Melansir Reuters, setibanya di Alaska, Trump menyambut Putin di atas karpet merah di landasan pangkalan. Keduanya berjabat tangan dengan hangat dan saling menyentuh lengan sebelum menaiki limusin Trump ke lokasi pertemuan puncak di dekatnya.

Bacaan Lainnya

Dalam pertemuan tersebut, meskipun tidak mencapai kesepakatan apapun, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa  pertemuan puncak yang berlangsung hampir tiga jam di Alaska antara Trump dan Putin  berlangsung “sangat produktif.”

“Ada banyak sekali poin yang kami sepakati,” kata Trump dalam konferensi pers bersama dengan Putin,” ungkapnya kepada Wartawan.

“Saya akan mengatakan beberapa poin penting yang belum kami capai, tetapi kami telah membuat beberapa kemajuan. Jadi, tidak ada kesepakatan sampai ada kesepakatan,” lanjutnya.

Trump dan Putin masing-masing berbicara selama beberapa menit kepada wartawan dan tidak menjawab pertanyaan. Tidak jelas apakah perundingan tersebut telah menghasilkan langkah-langkah yang berarti menuju gencatan senjata dalam konflik paling mematikan di Eropa dalam 80 tahun, sebuah tujuan yang telah ditetapkan Trump sejak awal.

Dalam sambutan singkatnya, Putin mengatakan ia berharap Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa menerima hasil negosiasi AS-Rusia, memperingatkan mereka untuk tidak “menghambat” kemajuan menuju resolusi.

Trump dan Putin, bersama para ajudan kebijakan luar negeri terkemuka, berunding di sebuah ruangan di pangkalan Angkatan Udara di Anchorage, Alaska, dalam pertemuan pertama mereka sejak 2019. Latar belakang biru di belakang mereka bertuliskan “Pursuing Peace” (Mengejar Perdamaian).

Tujuan Trump yang dinyatakan secara publik untuk perundingan ini adalah untuk mengamankan penghentian pertempuran dan komitmen Putin untuk segera bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy guna merundingkan akhir perang, yang dimulai ketika Rusia menginvasi negara tetangganya pada Februari 2022.

Zelenskiy, yang tidak diundang ke pertemuan puncak tersebut, dan sekutu-sekutu Eropanya khawatir Trump mungkin mengkhianati Ukraina dengan membekukan konflik dan mengakui, meskipun hanya secara informal, kendali Rusia atas seperlima wilayah Ukraina.

Trump berusaha meredakan kekhawatiran tersebut saat ia menaiki Air Force One, dengan mengatakan ia akan membiarkan Ukraina memutuskan kemungkinan konsesi teritorial apa pun.

“Saya di sini bukan untuk bernegosiasi demi Ukraina, saya di sini untuk mengajak mereka duduk bersama,” katanya.

Ketika ditanya apa yang akan membuat pertemuan itu sukses, Trump memberikan satu jawaban yang menggembirakan yaitu gencatan senjata yang akan dilakukan secepat mungkin.

Saya ingin melihat gencatan senjata segera… Saya tidak akan senang jika tidak hari ini… Saya ingin pembunuhan dihentikan,” tegasnya.

Zelenskiy telah mengesampingkan kemungkinan menyerahkan wilayah apa pun kepada Moskow secara resmi dan juga mengupayakan jaminan keamanan yang didukung oleh Amerika Serikat.

Trump mengatakan akan menghubungi Zelenskiy dan para pemimpin NATO untuk memberi mereka informasi terbaru mengenai perundingan dengan Putin.

Bagi Putin, pertemuan puncak ini sudah merupakan kemenangan besar yang dapat ia gambarkan sebagai bukti bahwa upaya Barat selama bertahun-tahun untuk mengisolasi Rusia telah gagal dan bahwa Moskow kembali mendapatkan tempatnya yang semestinya di meja tinggi diplomasi internasional. (pp04)

Pos terkait