BANGLI | patrolipost.com – Para peternak babi di Bangli merasa resah dan was-was atas pemberitaan terkait kematian ribuan babi di Sumatera Utara karena diduga akibat terserang virus flu babi Africa (African Swine Fever/ASF). Berbagai upaya dilakukan peternakan menangkal serangan virus yang belum adanya obatnya itu.
Sementara Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli bersama Dinas Peternakan Provinsi Bali, Senin (9/12) besok turun melakukan pengecekan dengan menyasar peternakan yang memanfaatkan sisa makan hotel dan restauran untuk pakan babinya.
Salah seorang peternak babi, Ketut Mupu mengatakan munculnya virus flu babi African tentu menjadi sebuah ancaman bagi kelangsungan ternak babi di Bali pada umumnya dan khususnya di Bangli. Kata pria yang memiliki peternakan bagi dengan jumlah populasi ratusan ekor ini, untuk upaya pencegahan yang dilakukan yakni pihaknya membatasi orang masuk ke areal ternaknya.
“Kami sekarang ini membatasi dan selektif mengizinkan orang masuk ke areal peternakan. Selain itu kami rutin menyemprot kandang dengan cairan desinfektan,” ungkap pria asal Banjar Sala, Desa Abuan, Kecamatan Susut ini, Minggu (8/12).
Sementara untuk pakan babi pihaknya mendatangkan pakan dari pabrik yang dari segi kualitas dan keamanannya sudah terjamin. Demikian pula untuk masalah sanitasi dikelola dengan baik. “Kami mengajak peternak agar tidak sembarangan memberikan pakan ternak babinya, apalagi memanfaatkan sisa limbah restauran dan hotel untuk pakan,” harap mantan Ketua Gapensi Bangli ini.
Terpisah Kabid Peternakan Dinas PKP Bangli, drh Sri Rahayu mengatakan ASF merupakan penyakit menular yang disebakan oleh virus dan dapat menulari babi, baik yang liar maupun peliharaan. “ASF tidak dapat menulari spesies lain, termasuk manusia karena bukan zooonosis,” jelasnya.
Menurut Sri Rahayu, proses penularan dari virus tersebut terjadi lewat kontak fisik antara babi terinfeksi dengan babi sehat. Sementara penularan tidak langsung terjadi dengan cara menelan makanan atau sampah yang mengandung partikel Virus ASF.
“Pencegahan dapat dilakukan dengan cara tidak memberikan pakan sisa hotel dan restauran pada babi dan juga menjaga keseterilan kandang,” ujarnya.
Meyikapi fenomena ASF, maka Dinas PKP dan Dinas Peternakan Provinsi akan turun melakukan pengecekan ke lokasi peternakan yang diduga memanfaatkan limbah restauran dan hotel untuk pakan ternak babi.
“Ada delapan peternak babi yang memanfaatkan limbah restauran dan hotel untuk pakan ternak babinya,” kata Sri Rahayu, seraya mengatakan peternak dimaksud ada di Kecamatan Kintamani dan Tembuku.
Lanjut Sri Rahayu walaupun Bangli dikenal sebagai sentral peternak babi, namun sejauh ini belum ada laporan terkait serangan virus ASF.
“Belum ada laporan terkait kasus babi terserang virus ASF. Walau demikian kepada peternak kami harapkan untuk menjaga kebersihan kandang dan juga wajib menerapkan prosedur biosecurity,” tegasnya Sri Rahayu. (750)