LABUAN BAJO | patrolipost.com – Sempat diisukan mendapatkan intimidasi terkait dukungan dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Manggarai Barat 2024, Yohanes alias Junaedi, Ketua Ranting Partai Gerindra Desa Golo Sepang menyatakan mendukung Pasangan Edistasius Endi – Yulianus Weng.
Yohanes saat diwawancarai Rabu (18/09) menyampaikan, dukungan ini dilakukan karena Partai Gerindra merupakan salah satu partai koalisi Pasangan Edi – Weng dalam Pilkada Mabar 2024. Menurutnya, sudah sepatutnya dirinya yang merupakan Ketua Ranting Partai Gerindra Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng mendukung pilihan partai.
“Saya merupakan kader Gerindra, bukan baru baru ini saja tapi sudah lama, makanya ketika diperintah ketua partai, saya harus tegak lurus dengan perintah itu,” sebutnya.
Yohanes mengakui bahwa meskipun ia merupakan anggota Partai Gerindra, ia sempat menjadi koordinator kecamatan (Korcam) Boleng untuk pasangan Mario – Richard selama kurang lebih 2 bulan.
Hal ini ia lakukan setelah jagoannya pada Pileg kali lalu yakni Yos Gagar gagal terpilih. Namun, ketika mendapatkan perintah dari Partai Gerindra untuk ikut mendukung pilihan partai, Yohanes memilih untuk meninggalkan jabatannya sebagai Korcam.
“Saya dipanggil ketua Partai Gerindra, Pak Yos yang juga statusnya dalam keluarga sebagai anak, waktu itu juga ada Pak Edi. Saya diminta untuk tegak lurus dengan partai, saya bilang saya orang Gerindra, harus ikut instruksi. Saya diminta Pak Yos untuk turunkan atribut yang tidak sesuai arah dukungan partai. Saya sudah turunkan itu dan ganti dengan gambar Bapak Presiden Prabowo,” ujarnya.
Keputusan untuk mengikuti instruksi Partai Gerindra katanya dilakukan tanpa adanya paksaan dari siapa pun. Yohanes juga merasa tidak mendapatkan intimidasi seperti yang diberitakan, baik dari Yos Gagar maupun Edi Endi saat bertemu di sekretariat Gerindra, Sabtu (14/9/2024) lalu. Adapun keputusan untuk mendukung Paslon Edi – Weng katanya karena sesuai dengan arah dukungan Partai Gerindra.
Sebelumnya Yohanes diisukan mendapatkan intimidasi untuk mendukung Paslon Edi – Weng. Intimidasi ini disebut dilakukan oleh Edi Endi dan Yos Gagar di Sekretariat Partai Gerindra, Sabtu (14/9) malam. Hal ini disampaikan oleh tim kuasa hukum Mario – Richard dalam sejumlah pemberitaan media lokal.
Namun kepada media ini, Yohanes menyebut, dirinya tidak pernah mendapatkan intimidasi untuk meninggalkan jabatannya sebagai Korcam Paslon Mario Richard. Apa yang dilakukannya murni lebih kepada mengikuti instruksi ketua partai untuk tegak lurus terhadap arah dukungan partai.
Selain itu, Yohanes juga membantah ada permintaan untuk mengalihkan suara dukungan ke Pasangan Edi – Weng.
“Waktu di sekretariat tidak ada pembiaran terkait permintaan suara, hanya soal saya sebagai orang partai harus tegak lurus ke partai dan permintaan agar saya pamit ke tim Mario – Richard dengan baik baik, itu saja karena setelah itu Pak Edi lebih dulu pulang,” ujarnya.
Yohanes juga menyebut tidak pernah bertemu dengan tim kuasa hukum Mario Richard terkait hal ini. Adapun yang ditemuinya adalah ayah mertua dari Richard Sontani, Ferdi Pantas dan Albert Dahim sebagai Ketua Relawan Mario-Richard.
Pertemuan dengan Ferdi Pantas sebutnya terjadi saat ia mengunjungi rumah Richard Sontani pada Minggu (15/9) pagi untuk menyampaikan terkait keinginannya untuk mundur dari jabatannya sebagai Korcam Boleng.
“Minggu pagi saya ke rumah Pak Rikard, ingin menyampaikan bahwa saya harus mundur sebagai Korcam karena sudah dapat instruksi untuk tegak lurus dengan partai. Disana saya tidak bertemu Pak Rikard karena lagi keluar, di sana saya ketemu Pak Ferdi Pantas. Saya ceritakan, tapi Pak Ferdi tidak terima keputusan itu, dan setelah itu Pak Ferdi mengantar saya ke sekretariat di Golo Koe,” sebutnya.
Yohanes melanjutkan, tiba di sekretariat Golo Koe keduanya tidak menjumpai siapa pun dan keduanya pun menuju rumah Albert Dahim. Di rumah ketua relawan ini, Yohanes kembali menyampaikan keinginannya untuk keluar dari tim pemenangan Mario – Richard, namun lagi lagi tidak disetujui oleh Albert Dahim.
“Di rumah Pak Albert, Pak Ferdi ceritakan keinginan saya sama Pak Albert, dan lagi lagi tidak disetujui Pak Albert. Mereka tanya apakah saya diancam sama Pak Edi dan Pak Yos, saya bilang tidak ada yang ancam saya. Karena tidak ada solusi akhirnya saya pulang ke Boleng. Saya hanya diminta menunggu informasi selanjutnya dari mereka karena tanggal 20 akan ada pengukuhan tim relawan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPC Gerindra Manggarai Barat menegaskan bahwa pertemuan dengan Yohanes terkait dengan status keanggotaan dalam Partai Gerindra. Hal ini dilakukan karena ia mendapatkan informasi bahwa salah satu anggota partai memajang baliho Paslon yang tidak sejalan dengan dukungan Partai Gerindra.
Adapun kehadiran Edi Endi di sekretariat pada saat yang bersamaan adalah merupakan kunjungan sebagai calon bupati kepada partai pengusung.
“Hal ini sering dilakukan Pak Edi, sebagai calon bupati. Jika tidak sibuk beliau (Pak Edi) selalu mengunjungi ketua-ketua partai pengusung. Dan kebetulan saat Pak Junaedi datang di sini, Pak Edi datang mengunjungi saya,” jelas Yos.
Saat bertemu jelas Yos, dirinya memperkenalkan Yohanes kepada calon bupati Edistasius Endi sebagai salah satu Kader partai Gerindra yang menjabat sebagai Ketua Ranting (Desa) Partai Gerindra Desa Golo Sepang.
“Selain memperkenalkan sebagai kader Gerindra. Saya juga bilang sama Pak Edi kalau Pak Yohanes atau Junaedi ini merupakan bapa kecil saya atau adik kandung dari ayah saya,” katanya.
Setelah calon bupati Edistasius Endi pulang, Yos baru menjelaskan kepada Yohanes bahwa Partai Gerindra telah resmi mengusung Edistasius Endi-Yulianus Weng (Edi-Weng).
“Karena itu sebagai kader harus tegak lurus dengan instruksi Partai, dan saat itu saya bicara soal itu tanpa ada intimidasi. Pak Junaedi ini keluarga saya. Masa saya intimidasi,” tutup Yos. (334)