BANGLI | patrolipost.com – Pohon jenis kenal yang tumbuh di depan Pasar Yangapi Kecamatan Tembuku tumbang, Rabu (4/3) sekira pukul 09.30 Wita. Tumbangnya pohon yang diperkirakan berusia puluhan tahun tersebut sempat mengganggu arus lalin karena menutup akses jalan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangli, Ketut Wiradana saat dikonfirmasi membenarkan musibah pohon tumbang yang yang terjadi di ruas jalan Tembuku- Karangsem, tepatnya di depan Pasar Yangapi Tembuku itu.
“Begitu mendapat laporan adanya pohon tumbang, petugas kami langsung turun ke lokasi,” ujar Ketut Wiradana, Rabu (4/3/2020).
Lanjut Ketut Wiradana, pohon jenis kenal yang tumbang tersebut tepat tumbuh di depan pasar yang berjarak sekitar tujuh meter dari badan jalan. ”Kondisi pohon yang agak menjorok ke utara atau badan jalan sehingga begitu tumbang langsung menghantam jaringan kabel listrik dan akhirnya menutup badan jalan provinsi tersebut,” jelas pria asal Dusun Gaga, Desa Tamanbali, Bangli ini.
Untuk mengatasi kemacetan akibat jalan tertutup pohon yang tumbang, arus lalin dialihkan yakni kendaraan menelusuri jalan belakang pasar. Sementara untuk proses evakuasi pohon yang berdiameter 90 cm tersebut dilakukan oleh petugas BPBD provinsi, BPBD kabupaten dan dari Dinas PU Bangli serta aparat dari TNI/Polri.
“Setelah bagian pohon dipotong-potong, sekitar dua jam kemudian jalan utama sudah bisa dilewati kendaraan,” jelas Ketut Wiradana, seraya menambahkan tumbangnya pohon karena akar pohon sudah lapuk karena termakan usia.
Sementara disinggung bencana yang terjadi ketika memasuki musim penghujan, kata Ketut Wiradana untuk bencana yang terjadi didominasi bencana tanah longsor dan paling banyak terjadi di Kecamatan Kintamani.
”Karena topografinya merupakan daerah pegunungan maka untuk bencana tanah longsor lebih banyak terjadi di Kecamatan Kintamani,” sebutnya. Sementara untuk anggaran yang tersedia untuk kedaruratan yakni sebesar Rp 30 juta per tahunnya.
Ketersedian anggaran yang kecil, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak kepala desa, dimana desa lewat dana ADD bisa menganggarkan dana kebencanaan.
“Kami sudah sempat berkoordinasi dengan beberapa kepala desa agar desa bisa memplot anggaran untuk kebencanaan,” ujar Ketut Wiradana. (750)