BANGLI | patrolipost.com – Pohon jenis pule yang tumbuh di dekat areal Pura Penataran Pasekan, Desa Jehem Kecamatan Tembuku, bagian dahannya tumbang dan menimpa dua bangunan di pura yang diempon 51 kepala keluarga, Minggu (13/9/2020) sekira pukul 07.45 pagi. Dua bangunan suci yakni bale gong dan bale pesamuan hancur. Kerugian ditaksir mencapai Rp 500 juta.
Klian Adat Banjar Pasekan, I Nyoman Kartika ditemui di lokasi mengatakan, pohon pule yang dahannya tumbang tersebut tumbuh di luar arel pura dan jaraknya hanya beberapa meter dari panyengker pura.
Beberapa jam sebelum pohon pule yang usianya ratusan tahun tersebut dahannya tumbang, memang sempat turun hujan tapi tidak deras.
”Kami perkirakan tumbangnya dahan pule tersebut karena lapuk,” ujarnya.
Kata I Nyoman Kartika, tumbangnya dahan pule berdiameter hampir satu meter tersebut menimpa dua banguan suci yakni bale gong dan bale pesamuan. Kedua bangunan kini kondisinya hancur. Bale gong dibangun tahun 2012 dan bale pesamuan tahun 2014. Kerugian ditafsir mencapai ratusan juta.
”Dari hasil penghitungan yang dilakukan pihak BPBD, kerugian ditaksir mencapai Rp 500 juta,” jelasnya.
Terkait musibah yang terjadi pihaknya akan melakukan paruman (rapat) dengan krama untuk menentukan langkah selanjutnya.
”Petujuk dari Ida Pinandita pada hari raya Galungan dilangsungkan upacara nyaronin lan duwur mengale agung,” sebut Nyoman Kartika, seraya menambahkan untuk piodalan di pura yang diempon oleh 51 KK jatuh pada rahinan tumpek landep.
Disinggung pemilik dari pohon pule tersebut, Nyoman Kartika mengatakan pohon tersebut milik warga. Sejatinya pemilik pohon sudah sempat menawarkan pohon tersebut kepada saudagar kayu, namun begitu melihat kondisi pohon tidak ada yang berani menawar,
“Sempat ada dua saudagar kayu yang dating, namun tanpa alasan yang jelas urung membelinya,” sebutnya.
Terpisah Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangli, I Ketut Gede Wiradana mengatakan, untuk evakuasi pihaknya mengalami kendala karena dahan pohon masih ada di atas atap bangunan. Untuk menurunkan dahan tersebut perlu tenaga ahli sementara pihaknya tidak punya tenaga ahli.
”Nanti jika dahan pohon sudah di bawah kami siap mengevakuasinya,” ujar I Ketut Gede Wiradana. (750)