BANGLI | patrolipost.com – DPC PDI-P Bangli menggelar rapat dengan beberapa agenda, Sabtu (12/9/2020) di Sekretariat DPC PDI-P Bangli, Kelurahan Bebalang Bangli. Salah satunya yakni membahas usulan pemecatan I Made Gianyar dan Ngakan Kutha Parwata berikut istrinya sebagai kader PDIP.
Bendahara DPC PDI-P Bangli I Ketut Suastika saat dikonfirmasi terkait hasil rapat mengatakan, dalam rapat yang dipimpin langsung Ketua DPC PDI-P Bangli Sang Nyoman Sedana Arta membahas berbagai agenda penting. Salah satunya yakni terkait usulan pemecatan I Made Gianyar yang nota bene Bupati Bangli, Ngakan Kutha Parwata yang juga mantan Ketua DPRD Bangli periode (2014-2019 ) berikut istrinya Sang Ayu Putri Adnyanawati selaku kader PDIP.
“Surat usulan pemecatan kader PDIP itu besok (Senin/14/9/2020) akan kami kirim ke DPD PDI-P Bali,” ujarnya.
Kata Ketut Swastika, adapun pertimbangan usulan pemecatan terhadap tiga kader tersebut, yakni telah melanggar instruksi partai. Untuk Ngakan Kutha Parwta maju dalam Pilkada lewat kendaraan Partai Golkar. Sementara di salah satu sisi rekomindasi dari Ketua umum DPP PDI-P adalah mengusung paket Sang Nyoman Sedana Arta dan Wayan Diar.
“Ngakan Kutha Parwata sudah mengantongi KTA Golkar,” ujar politisi asal Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku ini.
Sementara untuk Made Gianyar terbukti telah melakukan mobilisasi massa untuk mendukung adiknya I Made Subrata yang perpasangan dengan Ngakan Kutha Parwata dalam Pilkada nanti.
”Gerakan Made Gianyar terbukti mensupport adiknya yang maju dalam Pilkada nanti lewat Golkar,” tegas anggota DPRD Bangli ini.
Sedangkan untuk Sang Ayu Adnyanawati jelas-jelas terbukti hadir dalam pendaftaran calon bupati I Made Subrata – Ngakan Kutha Parwata (BAGUS) di kantor KPU Bangli beberapa hari yang lalu. Selain itu yang bersangkutan aktif turun ke masyarakat memperjuangkan Paket BAGUS.
”Sebagai sebuah partai yang menjungjung tinggi kedisiplinan dan solidaritas serta loyalitas tentu perilaku mereka tidak dibenarkan dan sebagai konsekwensinya mereka dipecat sebagai kader PDI-P,” kata Ketut Suastika. (750)