SEMARAPURA | patrolipost.com – Kasus pemukulan yang dilakukan oknum pecalang di Nusa Penida berinisial Gede K terhadap seorang mahasiwa, Made J (24) terus bergulir. Bahkan korban Made J telah divisum, karena mengalami luka-luka dari pemukulan tersebut.
Kapolsek Nusa Penida, Kompol Ida Bagus Putra Sumerta mengatakan, dirinya telah melakukan pemeriksaan terhadap pelaku maupun korban. Meskipun pihaknya belum menetapkan tersangka dari kasus tersebut.
“Kami belum menetapkan tersangka dari kasus ini. Kami masih penyelidikan,” ujar Ida Bagus Putra Sumerta, Senin (30/10/2023).
Sementara untuk korban sudah dilakukan visum. Setelah mengalami pemukulan dan dikeroyok, korban mengalami luka pada bibir, dan benjol pada jidat, serta pelipis kiri dan kanan.
“Korban sudah kami visum,” tegas Ida Bagus Putra Sumerta.
Kasus penganiayaan dan pengeroyokan tersebut terjadi, Sabtu (28/10/2023). Kejadian bermula ketika korban (Made J) hendak keluar dari Pelabuhan Banjar Nyuh di Desa Ped. Saat itu ia didatangani oknum pecalang berinisial I Gede K yang saat itu sedang bertugas.
Saat itu korban diminta oleh Gede K untuk memundurkan mobilnya, namun hal itu tidak bisa dilakukan karena di belakang ada mobil lain. Lalu korban kembali diminta korban agar mobilnya diminggirkan. Namun kembali hal itu tidak bisa dilakuka karena di samping masih ada mobil lain.
“Korban lalu diminta keluar dari mobil,” ujar Ida Bagus Putra Sumerta, Minggu (29/10/2023).
Tidak lama berselang, terjadi kesalahpahaman. Gede K langsung memukul mulut dari korban. Tidak cukup sampai di sana, teman-taman dari Gede K ikut mengeroyok korban pada bagian muka, leher, dan dada hingga babak-belur.
Sampai akhirnya, ada pihak lain yang melarai dan mengamankan korban. Akibat peristiwa tersebut korban mengalami luka pada bibir, dan benjol pada jidat, serta pelipis kiri dan kanan.
“Pelaku ataupun korban sudah kami mintai keterangan. Kami masih lakukan penyelidikan untuk kasus ini,” jelas Putra Sumerta.
Menurutnya setelah menerima laporan, pihaknya langsung melakukan olah TKP serta meminta keterangan para saksi.
“Kami dapatkan informasi bahwa saat kejadian itu sedang ada upacara Ngaben, jadi terlapor ini sedang bertugas sebagai pecalang dan korban kebetulan melintas,” ungkap Putra Sumerta.
Dijelaskan juga saat itu terjadi selisih paham yang membuat kedua belah pihak sama-sama ‘panas’ hingga peristiwa pemukulan itu terjadi.
“Saat ini terlapor sudah kita amankan dan masih kita mintai keterangan,” tegas Sumerta. (855)