Positif Corona, Suami-Istri Pedagang Ayam Tewas

Direktur Pembinaan Pedagang PD Pasar, Surya Muhammad Taufiqurrahman
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan dan membersihkan Pasar Simo di Jalan Simo Magersari yang ditutup sementara selama 14 hari.(net)

SURABAYA | patrolipost.com – Bertambah lagi daftar fasilitas publik yang harus ditutup gara-gara pandemi Covid-19. Penutupan Pasar Simo dan Simo Gunung menambah panjang daftar pasar tradisional yang ditutup. Kemarin mulai pukul 12.00 pengoperasian dua pasar tersebut resmi dihentikan oleh PD Pasar Surya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menempuh jalan itu setelah dua pedagang ayam yang merupakan suami istri tutup usia karena positif covid-19.

Surat edaran penutupan pasar keluar Rabu (6/5). Surat bernomor SU-950/01/V/2020 itu menyatakan, Pasar Simo dan Simo Gunung ditutup selama 14 hari (hingga 20 Mei).

Sebelum dua pasar tersebut ditutup, para pedagang masih berjualan. Kondisi pasar pun ramai.

Di Pasar Simo, para pembeli berangsur-angsur berkurang pada pukul 09.26. Jalan depan pasar pun tidak lagi padat orang seperti saat pagi. Satu per satu pedagang membereskan dagangan di lapak masing-masing.

Pukul 11.22 jalan di depan Pasar Simo lengang. Tersisa beberapa penjual yang masih menata dagangan di pinggir pasar. Sementara itu, area dalam pasar sudah sepi.

Setelah kedua pasar disegel, disinfektan disemprotkan ke seluruh area pasar. Mulai tepi jalan masuk pasar yang biasa digunakan oleh para PKL hingga area dalam pasar.

Sebelum pasar ditutup, ada 30 orang yang di-rapid test. Perinciannya, 20 orang di Pasar Simo dan 10 lainnya di Pasar Simo Gunung. Rapid test itu dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 10.00. Pemeriksaan berjalan lancar. Semua orang kooperatif.

Direktur Pembinaan Pedagang PD Pasar Surya Muhammad Taufiqurrahman mengatakan, pihaknya yang memilih puluhan orang tersebut untuk menjalani rapid test. Mekanismenya, pemkot memberikan data terkait korban Covid-19 kepada PD Pasar Surya. Lantas, PD Pasar Surya melihat siapa saja orang yang ada di sekitar korban.

”Sehari sebelumnya (Rabu, 6/5, Red) 10 PKL (pedagang kaki lima) di Pasar Simo di-rapid test di kantor Kecamatan Sukomanunggal. Kalau PKL di Pasar Simo Gunung wilayah Kecamatan Sawahan belum,” terangnya saat ditemui di Pasar Simo.

Jumlah pedagang di Pasar Simo dan Simo Gunung tidak sama. PD Pasar Surya mencatat, ada 189 pedagang di Pasar Simo, lalu 102 pedagang di Pasar Simo Gunung. Mayoritas jenis dagangan yang dijual adalah kebutuhan pokok. Mulai buah, sayuran, hingga daging.

Setelah penutupan pasar, Taufiq menyebutkan, para pedagang diberi waktu 2-3 hari untuk membereskan dagangan di kios masing-masing. Menurut dia, hal itu akan membantu penjual yang mempunyai banyak barang dagangan. Kemudian, pedagang yang ingin berjualan secara delivery (pesan antar) dipersilakan. ”Berjualan di rumah saja boleh kok, asal tidak di pasar,” tambahnya.

Lantas, apakah pemkot akan memberikan bantuan kepada para pedagang yang terdampak? Kepala Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat kepada dinas sosial. Surat tersebut membahas rencana bantuan untuk para pedagang.

Agus berharap secepatnya ada kabar baik soal bantuan itu. Selama penutupan pasar, dia meminta masyarakat tetap mematuhi aturan yang berlaku agar upaya pemutusan rantai persebaran Covid-19 terealisasi dengan baik.

Dia juga mengingatkan warga untuk tidak mengendurkan protokol keselamatan diri. Mulai memakai masker hingga jaga jarak. Sementara itu, Camat Sukomanunggal La Koli memastikan bahwa seluruh pedagang Pasar Simo, baik PKL atau bukan, bakal tutup. Tak ada kelonggaran sama sekali.

Untuk menjaga kondisi pasar supaya terbebas dari oknum yang tak patuh, dia menyatakan telah berkoordinasi dengan ketua RW, RT, dan lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan (LPMK) sekitar Pasar Simo. Dia mengajak seluruh pihak untuk ikut berkontribusi dengan menjaga Pasar Simo. ”Terkait bantuan, kami harus mendata dulu pedagang mana saja yang terdampak,” tambahnya.(305/jpc)

Pos terkait