SEMARAPURA | patrolipost.com – Gerah adanya postingan yang menyudutkan Pemkab Klungkung, I Nyoman Suwirta selaku mantan bupati, menyatakan harus merespon cepat postingan yang berisi kritik menyudutkan tersebut.
I Nyoman Suwirta yang saat ini menjadi anggota dewan terpilih Provinsi Bali dari Kabupaten Klungkung melalui Partai PDI-P menyatakan agar pihak Pemkab Klungkung segera menyampaikan data untuk menjawab polemik di media social tersebut agar tidak bias.
“Sekarang ini di medsos terus saling jawab dan posting video, perlu data dari Pemda Klumgkung,” ungkap Nyoman Suwirta, Senin (5/8/2024).
Menurutnya, sesuai pesan WA yang diterimanya, Pj Bupati Jendrika menyatakan terimakasih atas informasi dan sarannya. Dia berjanji akan menindaklanjuti dengan menyampaikan data alokasi anggaran Pemkab Klungkung ke Nusa Penida.
“Karena terus di tag! walau sudah selesai jadi bupati, saya mintak Pemkab Klungkung sampaikan data 10 anggaran ke Nusa Penida dan pendapatan dari Nusa Penida,” ujar Suwirta lebih lanjut.
Pro kontra postingan nada negatif dengan membandingkan pembangunan Klungkung daratan dengan Nusa Penida dihembuskan oleh konten kreator asal Nusa Penida Alit Werdi Suputra mendapat respon kritis juga dari Akun Gemaya Wangsa.
Menurut dia, konten Werdi Saputra ini dinilainya baik belum tentu benar, niat baik tanpa jalan yang benar sama dengan nol, ungkap dia.
Sebelumnya postingan akun Werdi Saputra dalam kontennya kembali mengkritisi Pemerintah Kabupaten Klungkung lewat sebuah video yang langsung viral di media sosial.
Setelah sebelumnya sempat mengkritisi infrastruktur jalan dan PDAM Klungkung, kini ia mengkritisi pembangunan pasar yang timpang antara Klungkung daratan dan Nusa Penida.
Pada video tersebut pemuda dengan 36.000 pengikut di akun instagram @alitwerdisuputra itu mengatakan bahwa istilah bahwa Nusa Penida adalah Telur Emas-nya Pulau Bali itu bohong. Karena menurutnya Nusa Penida adalah Taluh Semuuknya (busuk) Pulau Bali.
Sebab ia berpendapat jika Nusa Penida hanya menjadi sapi perah, diambil kekayaannya kemudian di eksploitasi. Sedangkan yang menikmati adalah mereka di Klungkung daratan.
Menurutnya, salah satu buktinya adalah ketimpangan pembangunan pasar. Ia pun mengunjungi Pasar Semarapura yang baru selesai direvitalisasi. Kondisinya kini semakin modern, megah dan nyaman bagi pembeli dan pedagang.
Sedangkan pasar di Nusa Penida kumuh, berantakan, dan banyak sampah.
Video itu pun mendapatkan komentar dari netizin, ada yang pro dan kontra terhadap pendapat Alit Werdi Suputra. Tentu saja postingan ini mendapatkan respon kritis juga dari warga termasuk menyeruak menjadi pro kontra di media sosial.
“Konten dan tujuan bli sube bagus ne untuk memajukan Nusa Penida, tiang apresiasi, tapi tolong edukasi juga terkait dana yang digunakan untuk membangun pasar Klungkung ne, apakah menggunakan APBD atau menggunakan APBN, karena dua anggaran ini berbeda. Kalau tidak salah pembangunan Pasar Klungkung menggunakan APBN Kementrian Perdagangan sebesar Rp 74,9 miliar dan bukan menggunakan APBD Klungkung. Pemikiran kritis to perlu san agar tre blog2gine jak pemerintah, tapi harus diimbangi juga dengan data yang memadai dan relevan bli pang tre pelih menggembar-gemborkan sesuatu ane bersifat publik” tulis akun @balakrisnayogi.
“Tidak memihak tapi harus objektif dalam menilai dan memberikan informasi, bli sebagai konten kreator harusnya juga memberikan edukasi untuk masyarakat dana yang digunakan untuk membangun Pasar Klungkung turunnya darimana, kita memang harus kritis tpi jangan mengadudomba” tulis @onnyoott.
“Jangankan pasar, jalan menuju tempat parawisata saja banyak yang rusak, entah kmna uang kontribusinya,” tulis @69dwiktraa.
“Ne mare Nyak video ne,arti ne masyarakat Nuse Penida apang nawang, bahwa penghasilan nuse sangat besar di sekabupaten, tpi ane menikmati te daratan, bukan orang Nuse Penide, pesu api wii” tulis @nikoheriawan. (855)