DENPASAR | patrolipost.com – Perupa Perempuan Bali (PPB) akan menggelar pameran ke-3 dengan tema Sesananing Luh. Pameran yang akan menampilkan 22 perupa perempuan dari berbagai kalangan melalui seleksi dan kompetisi yang akan dibuka 20 November 2019 di Taman Budaya Bali (Art Centre).
Perupa Perempuan Bali (PPB) yang didirikan oleh I Made Bakti Wiyasa seorang seniman sekaligus kurator sejak tahun 2017, mengadakan pameran event regular tahunan yang ke-3 sebagai kegiatan mewadahi kaum perempuan dengan berbagai ruang dan sendi kehidupan yang berbeda untuk menyatakan jati diri.
I Made Bakti Wiyasa menuturkan, keinginannya untuk mengangkat eksistensi perupa perempuan di Bali, sehingga perupa perempuan memiliki ‘kendaraan’ sebagai tempat berkumpul dan sebuah event untuk masa depan sekaligus menjawab status Bali sebagai pusat seni kontemporer dunia.
Kini, intensitas PPB dalam merintis perhelatan seni dan budaya sebagai perupa perempuan sungguh layak untuk diperjuangkan dalam memajukan kebudayaan, khususnya di bidang seni rupa di Bali.
“Sesananing Luh terkait dengan kalimat diksi kuno, maunya mengangkat eksistensi perupa perempuan di Bali sehingga mereka itu punya event yang nantinya berguna di masa depan sekaligus menjawab status Bali sebagai pusat seni kontemporer dunia. Jadi perempuan Bali ini juga memiliki daya yang luar biasa,” tutur Made Bakti Wiyasa, Seniman sekaligus kurator Perupa Perempuan Bali (PPB), ditemui di Art Centre, Kamis (7/11).
Made Bakti Wiyasa menjelaskan tanggal 20 November mendatang menjadi pembukaan pameran PPB ke-3, sebelum acara pembukaan akan dilaksanakan display (penataan) selama 2 hari. Pelaksanaan pameran direncanakan mulai dari tanggal 20 November sampai 4 Desember 2019 dengan berbagai agenda kegiatan.
“Salah satu agenda selama kegiatan tersebut akan digelar diskusi bersama dengan tajuk rencana salah satunya eksistensi Ibu Made Kadjeng yang merupakan pendiri sekolah menengah seni rupa di Bali yang jarang terbahas,” ujarnya.
Kegiatan pameran event reguler ini akan menampilkan 22 perupa perempuan dari berbagai kalangan, mulai dari akademis, mahasiswa, fresh graduate (baru lulus) maupun yang profesional. Melibatkan 22 perupa perempuan yang bertujuan untuk mengakomodir seluruh daerah dan semua style yang ada di Bali.
Perupa Perempuan Bali membuka seluas-luasnya bagi perupa, dan event juga didedikasikan guna memberi peluang eksistensi pencapaian perupa. Melalui seleksi dan kompetisi untuk mewujudkan terciptanya perupa perempuan Bali yang unggul pada tahun 2020 mendatang.
“Nanti ada seleksi dan saya menginginkan mereka ini lolos dengan tepat karena seleksi dan juga ada kompetisi kalau diizinkan. Dengan adanya seleksi ke depan tentu ini akan menjadi lebih menarik, sementara ini kita masih menjaring, menemukan dan menghasilkan,” tandasnya. (cr02)