Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Wasekjen DPP Partai Demokrat yang juga Anggota Fraksi Demokrat DPR RI, Putu Supadma Rudana (PSR).
JAKARTA | patrolipost.com – Survei terbaru yang dirilis Centre for Indonesia Strategi Actions (CISA), menempatkan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), berada dipapan atas merangsek sejumlah tokoh-tokoh kuat lainnya. AHY bersaing ketat dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, yang saat ini juga menjabat Menteri Pertahanan.
Survei CISA menunjukan juga elektibilitas/keterpilihan, parpol papan atas masih mendominasi. Jika pemilu digelar hari ini, PDI Perjuangan mendapatkan pilihan tertinggi. Partai pemenang pemilu 2014,2019 ini dikuntit Partai Demokrat. PDIP dengan elektibilitas 18,91 persen, kemudian Demokrat dengan keterpilihan 13,22 persen. Demokrat ungguli Partai Golkar yang meraih keterpilihan 11,65 persen, serta Partai Kebangkitan Bangsa dengan 11,20 persen.
Direktur Eksekutif CISA Herry Mendrofa mengatakan selain menyasar pada persoalan kinerja pemerintah, ternyata ketika dilakukan jajak pendapat perihal proyeksi kepemimpinan nasional di tahun 2024, masyarakat cukup antusias memberikan pilihan kepada beberapa tokoh yang berpotensi maju sebagai kandidat Presiden jika Pemilihan Presiden (Pilpres) dilakukan hari ini.
“Seperti sebelumnya temuan Survei CISA, Anies Baswedan yang merupakan Gubernur DKI Jakarta berada di posisi teratas dengan raihan 19,20 persen. Kemudian disusul oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mendapatkan 15,51 persen serta ditempel ketat oleh Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang mendapatkan 15,33 persen. Sedangkan Prabowo Subianto hanya mendapatkan 10,26 persen,” ungkap Herry, Jumat (4/6/2021) di Jakarta.
Survei CISA yang Margin of Errornya mencapai 2,85 persen dengan tingkat kepercayaan pada 95 persen memunculkan nama Menteri BUMN, Erick Tohir dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil serta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Andika Perkasa di bursa kepemimpinan nasional di 2024 mendatang.
“Cukup menarik, secara on the spot Menteri BUMN, Erick Tohir mampu mendulang 9,76 persen dan mengungguli Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang mendapatkan 7,55 persen serta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal (TNI) Andika Perkasa sebesar 7,15 persen,” kata Herry.
Posisi terbawah hasil Survei CISA menempatkan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, kemudian Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka serta Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
“Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto mendapatkan 3,47 persen. Meskipun demikian nama Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka disebutkan sebanyak 2,43 persen dan mengungguli Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang mendapatkan 1,35 persen sedangan 7,99 persen masyarakat belum menentukan sikapnya,” jelas Herry.
Selanjutnya Herry juga menambahkan bahwa survei elektabilitas tokoh tersebut selain melakukan uji Validitas melalui kegiatan Recheck dan Reconfirm terhadap 20 persen keseluruhan data pada 1.600 responden juga melakukan uji kembali secara khusus terhadap elektabilitas 5 tokoh yang berada di posisi lima besar tertinggi elektabiitasnya pada 5 Provinsi yang persebaran komposisi sampel respondennya terbesar.
“Anies, AHY, Ganjar, Prabowo dan Erick adalah figur yang menempati lima besar elektabilitas tertinggi dari yang lainnya. Kemudian kita cek ulang di lima besar daerah yang basis sampelnya terbesar juga. Hasilnya di Jawa Timur, Ganjar, AHY dan Prabowo cukup kuat elektabilitasnya apalagi dominasi Ganjar yang masih sulit untuk ditumbangkan di Jawa Tengah. Sedangkan Anies, Prabowo dan AHY memimpin di Jawa Barat. Praktis Ganjar tumbang di DKI Jakarta karena kecenderungan responden memilih Anies, AHY dan Erick Tohir. Namun di Sumatera Utara peluang keterpilihan baik Anies, AHY dan Ganjar cukup proporsional serta sisanya ada nama Prabowo dan Erick Tohir,” beber Herry Mendrofa.
Herry menyampaikan bahwa Survei yang melakukan wawancara langsung dengan menerapkan protokol kesehatan antara surveyor dan responden menempatkan Gerindra dan Nasdem keluar dari 5 besar serta adanya penguatan elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera yang membuat PAN dan PPP harus berada di posisi terakhir.
“Gerindra dan Nasdem keluar dari 5 besar. Gerindra mendapatkan 10,36 persen sedangkan PKS kembali menguat di 9,33 persen serta Nasdem harus puas karena hanya mendapatkan 6,43 persen. Di posisi terakhir ada Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendapat 3,35 persen dan Partai Persatuan Pembanguan (PPP) sebesar 2,88 persen. Namun masih terdapat 12,67 persen masyarakat yang belum menentukan sikap. Hal ini bisa digarap oleh semua parpol termasuk non DPR-RI,” pungkas Herry Mendrofa.
Berdasarkan survei yang dirilis CISA tersebut, Wasekjen DPP Partai Demokrat yang juga Anggota Fraksi Demokrat DPR RI, Putu Supadma Rudana mengungkapkan CISA memotret kondisi riil peta politik dan respon masyarakat terhadap figur parpol saat ini. Kerja keras wajib terus dilakukan, penataan dan pembenahan partai juga hal mendesak menuju pemilu tiga tahun lagi (Tahun 2024).
“Hasil survei yang menempatkan Partai Demokrat kembali di papan atas adalah motivasi bagi kami selaku kader partai, untuk terus bekerja, memberikan pengabdian dan maksimal berbuat, serta aksi riil untuk masyarakat. Sesuai dengan komitmen yang digariskan induk organisasi bahwa Demokrat hadir memberikan solusi,” ujar politisi senior yang juga Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI ini.
Kata Supadma Rudana, survei juga sebagai cerminan politik, dimana segala potensi harus digali dan diwujudkan dengan kerja nyata, kinerja kader, mesin partai, kinerja jajaran kader di eksekutif dan legislatif harus responsif dalam membantu masyarakat, terlebih dalam kondisi Pandemi Covid-19 saat ini.
“Survei hari ini tentu akan terus berubah menuju pemilu 2024 yang masih tiga tahun lagi. Bagi kami ini motivasi, dan tentu harus dijaga ritmenya untuk terus bekerja dan berbuat untuk masyarakat, tidak lengah dan jumawa dengan hasil survei, karena perjuangan masih panjang. Politik itu hitungannya detik. Ingatan kita masih lekat dengan badai yang menerpa Partai Demokrat dengan gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat. Jadi tetap harus jaga ritme dan soliditas. Karena makin besar pohon itu, terpaan angin makin kencang,” tegas Anggota Komisi VI DPR RI dapil Bali ini.
Soal elektibilitas Ketua Umum Demokrat AHY yang makin merangsek tokoh-tokoh parpol papan atas, menurut Supadma Rudana, hal itu berpacu dengan tingkat keterpilihan parpol.
“Ketua Umum AHY saat ini cukup intens turun ke daerah-daerah menyambangi masyarakat, menemui kader. Jadi mesin partai bergerak sejalan dengan peningkatan elektibilitas Ketua Umum AHY. Ini sangat positif dan harus dibarengi dengan konsolidasi menyeluruh dari pusat hingga daerah. Kami akan terus bekerja, berada di tengah rakyat, untuk konsistensi Partai Demokrat, bahwa Demokrat terus hadir memberikan kepedulian dan memberikan solusi untuk rakyat,” tegas polisi asal Gianyar ini. (wie)