JAKARTA | patrolipost.com – Impor barang pertanian memang sudah lama menjadi polemik di masyarakat Indonesia. Bukan cuma soal ketergantungan terhadap negara lain, tetapi juga masalah kartel impor barang pertanian yang menimbulkan banyak persoalan.
Ekonom dan mantan Menko Maritim Rizal Ramli mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sebelum menjabat pernah berjanji untuk menutup keran impor pertanian dan pangan.
Jokowi memang sempat menggembar-gemborkan swasembada pangan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2014.
Enam tahun lalu, mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan kalau Indonesia harus berani menyetop impor, terutama pangan.
“Kalau ke depan Jokowi-JK yang jadi, kita harus berani setop impor pangan, setop impor beras, setop impor daging, bawang, kedelai, sayur buah, ikan, karena semua itu kita punya,” ujar Jokowi pada Rabu 2 Juli 2014, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.
Dalam kampanye presiden pertamanya, Jokowi menegaskan kalau semua permasalahan impor disebabkan mafia alias kartel.
“Ini karena semua ada mafianya, mafia daging ada, mafia beras, mafia haji, mafia minyak, semua ada,” tuturnya dalam kampanye di Cianjur, Jawa Barat.
“Sebetulnya persoalan ini tidak rumit, tapi menjadi rumit karena banyak kepentingan, ada yang ingin dapat uang, dapat komisi, sehingga kita impor-impor, lalu bocor-bocor,” tegas Jokowi.
Ia bahkan mengatakan kalau petani menjadi malas berproduksi gara-gara impor berlebihan.
“Bayangkan, kita sudah berproduksi susah payah, pas panen impor datang, harga jatuh, kan bikin malas produksi,” kata Jokowi saat itu.
“Kalau semua pangan impor, petani setop produksi, mati semua kita, maka petani harus dimuliakan. Tinggal pemerintahnya punya niat atau tidak,” tutupnya.
Namun, nyatanya tak banyak perubahan yang terjadi. Beberapa kali isu mafia impor menguat ke permukaan, mulai dari bawang putih hingga garam.
Bahkan, disebut-sebut pemerintah memfasilitasi para mafia ini dalam memainkan impor produk pertanian, termasuk kartel dari partai pendukung.
Dugaan kembali menguat setelah ramai diperbincangkan soal liputan khusus salah satu media nasional yang menyebut Partai Nasdem dan Golkar terlibat di dalamnya.
Rizal Ramli pun mengungkapkan kekecewaannya sambil mengunggah potret daftar perusahaan bidang pertanian.
“Pak Jokowi masih aja pat-gulipat. Katanya mau bela petani, tapi kebijakan sebaliknya, ini bagi-bagi rente ke kroni. Malu-maluin ih!” cuitnya lewat akun @RamliRizal pada Senin 2 November 2020.
“Ganti sistem kuota impor dengan sistem tarif. Penerimaan tarif pakai untuk meningkatkan produksi dalam negeri,” kata dia menyarankan.
“Gitu aja repot, masih banyak beban ya?” pungkas Rizal. (305/prc)