Ratusan Polisi Prancis Buru Napi Kabur Saat Kembali dari Persidangan

amra
Penggiat antikorupsi Anthonius Sanjaya Kiabeni. (cha)

PARIS | patrolipost.com – Ratusan petugas polisi telah dikerahkan di Normandia untuk mencari Mohamed Amra, yang melarikan diri dari mobil polisi yang membawanya ke penjara pada hari Selasa (14/5/2024). Dikenal dengan julukan “The Fly”, Amra sedang diangkut kembali dari sidang pengadilan di Rouen ketika sebuah mobil menabrak van penjara di pintu tol.

Orang-orang bersenjata kemudian menembaki kendaraan tersebut, menewaskan dua petugas penjara.

“Segala cara digunakan untuk menemukan para penjahat ini,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin kepada BBC.

Sekitar 200 polisi dikerahkan pada hari Selasa dan pemeriksaan kendaraan di lokasi-lokasi penting sedang dilakukan.

Sedangkan Presiden Emmanuel Macron mengatakan “segala sesuatunya dilakukan untuk menemukan pelakunya”.

Sementara itu reuters memberitakan, jaksa penuntut negara bagian Paris, Laure Beccuau mengatakan kepada wartawan bahwa sebelum pukul 11:00 waktu setempat (09:00 BST) pada hari Selasa, van yang membawa Amra melintasi penghalang tol di Incarville di wilayah Eure di Prancis Utara.

“Tiba-tiba sebuah kendaraan Peugeot menabraknya dari depan untuk menghentikannya,” kata Laure.

“Orang-orang bersenjata panjang keluar, bergabung dengan orang-orang bersenjata lainnya yang keluar dari kendaraan Audi, yang kemungkinan besar mengikuti kendaraan penjara,” sambungnya.

Mereka menembak beberapa kali ke dua kendaraan tersebut, membunuh dan melukai petugas, sebelum meninggalkan tempat kejadian dan membawa Amra bersama mereka.

Jaksa Paris mengatakan dua kendaraan yang diyakini digunakan para penjahat ditemukan hangus, di lokasi berbeda, pada Selasa malam.

Menteri Kehakiman Prancis Eric Dupond-Moretti mengatakan kepada wartawan bahwa salah satu petugas yang terbunuh meninggalkan seorang istri dan dua anak yang seharusnya merayakan ulang tahun ke-21 mereka dalam dua hari yang akan datang.

Sedangkan petugas kedua yang tewas, berusia 34 tahun, meninggalkan seorang istri yang sedang hamil lima bulan.

Tiga petugas lainnya terluka dalam serangan itu.  Seperti dilansir media lokal, Beccuau mengatakan ketiga petugas yang terluka juga adalah ayah yang berusia 48, 52 dan 55 tahun.

“Semuanya – dan maksud saya segalanya – akan dilakukan untuk menemukan pelaku kejahatan keji ini,” kata Dupond-Moretti, seraya menambahkan bahwa para pelakunya adalah “orang-orang yang nyawanya tidak ada nilainya”.

Menteri Kehakiman Prancis optimis bahwa mereka akan ditemukan dan dihukum dengan cara yang proporsional dengan kejahatannya. Amra dihukum karena perampokan pada 10 Mei dan telah didakwa oleh jaksa di Marseille atas penculikan yang menyebabkan kematian.

Pengacaranya, Hugues Vigier mengatakan kepada saluran berita Perancis BFMTV  bahwa dia (Amra) tidak tahu tentang rencana pembebasannya.

“Bagi saya rencana ini tidak sesuai dengan apa yang saya ketahui tentang dia. Jika dia berada di balik rencana ini maka saya gagal memahami siapa dia,” tambah Vigier.

Menurut beberapa laporan media Prancis, Amra mencoba melarikan diri dari sel penjaranya awal pekan ini dengan mencoba melihat jeruji selnya.

Beccuau, jaksa penuntut di ibu kota, mengatakan pada konferensi pers bahwa Amra mempunyai 13 dakwaan, dengan dakwaan pertama terjadi pada Oktober 2009, ketika ia berusia 15 tahun.

Meskipun pria yang kini berusia 30 tahun itu bukan “napi yang diawasi dengan ketat”, jaksa penuntut Paris mengatakan transportasinya memerlukan ‘pengawalan tingkat tiga’.

Menurut Jaksa di Paris pada hari Selasa (14/5/2024), Amra diketahui memiliki hubungan dengan sebuah geng di kota selatan Marseille, yang dilanda kekerasan geng terkait narkoba. Namun demikian, catatan kriminalnya hingga saat ini tidak memuat hukuman apa pun atas pelanggaran narkoba. (pp04)

Pos terkait