DENPASAR | patrolipost.com – Direktur Umum Perumda Tirta Sewakadarma Kota Denpasar, Ni Luh Sri Utami, di Denpasar, Jumat (21/10/2022), mengungkapkan, sekitar 6 ribu pelanggan di wilayah Padang Sambian Kelod, Kelurahan Padang Sambian, Desa Tegal Kerta dan Desa Tegal Harum tidak mendapat pengisian air sampai saat ini. Hal ini diakibatkan tidak beroperasinya IPA Spam Penet milik PU Provinsi Bali berlokasi di Desa Cemagi, Badung mulai tanggal 15 Oktober 2022 akibat bendung karet bocor.
“Perumda sudah berkoordinasi dengan pengelola UPT Spam Provinsi Bali, namun sampai saat ini belum tertangani. Padahal akibat gangguan ini berdampak terhadap 6000 pelanggan perumda,” tukas Dirum Sri Utami.
Diakui persoalan muncul sejak terjadinya cuaca ektrem dalam beberapa hari belakangan ini, akibatnya pasokan air minum pelanggan tersendat bahkan nyaris terhenti, dan kondisinya diperparah lagi dengan bocornya bendungan di Tukad Penet.
Ia mengungkapkan jika persoalan di Tukad Penet tidak segera tertangani dalam 2 hari kedepan, bisa dipastikan Perumda Sewakadarma bakal kehilangan ribuan pelanggan. Padahal langkah awal antisipasi kebutuhan pelanggan, pihak Perumda telah menurunkan 6 unit armada tangki ait untuk mengatasi sementara akibat gangguan tersebut.
“Kalau yang komplain ke kami sudah tak terhingga jumlahnya, Cuma yang kami kuatirkan adanya ‘class action’ dari masyarakat karena tidak terpenuhinya kebutuhan dasar mereka,” cetusnya, seraya berujar banyak sudah pelanggan yang berniat beralih menggunakan air tanah.
Sementara itu dari tempat terpisah Kepala UPTD PAM Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukimam Provinsi Bali, I Ketut Ariantan, mengakui Bendung karet bocor akibat tergores material tajam yang melintas di Tukad Penet. Akibatnya karet tidak bisa dipompa dan air tidak bisa dibendung untuk bisa masuk ke intake pengolahan IPA.
“Untuk hal ini di OP BWS yang lebih tahu. Intinya setelah arus sungai stabil tidak deras baru bisa perbaikan. Sekarang teknis persiapan sudah dilakukan,” jelasnya.
Namun demikian pihaknya telah menyediakan karung berisi pasir, tujuannya untuk menahan material yang akan masuk ke bak penampungan.
“Tapi karena arusnya cukup deras kami belum berani menurunkan karung-karung tersebut. Kita tunggu air agak landai dulu,” pungkasnya. (wie)